Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memilih Antara Muhaimin atau Susi Pudjiastuti

9 Mei 2017   19:57 Diperbarui: 9 Mei 2017   20:02 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menteri Susi juga bisa bekerjasama lintas kementrian dan lembaga

TNI selama ini seolah sendiri dan tidak pernah ada koordinasi, namun kini bisa bersinergi dan melakukan pengamanan laut dengan lebih optimal. Jarang pejabat negeri ini bisa bekerja sama, melakukan koordinasi, dan tidak berebut. Tentu sangat membahayakan bagi kelompok-kelompok yang tidak mengingikan bangsa ini menjadi besar dan kuat.

Cantrang dan Momentum

Cantrang yang dipersoalkan Muhaimin mengapa di Jateng boleh dan di luar tidak boleh, karena  memang cantrang di Jateng berbeda dengan tempat lain. cantrang yang telah dimodifikasi sehingga tidak merusak habitat laut sebagaimana cantrang yang dilarang pihak KKP. Hal ini yang hendak dipakai untuk “menolong” soal pergantian menteri

Menolong Nelayan atau Kursi Parpolnya?

Menarik apa yang digelorakan Muhaimin yang mengatakan demi nelayan, nyatanya selama ini tidak ada sama sekali kog pernyataan, keterpihakan, dan pembelaannya bagi nelayan, mengapa tiba-tiba nelayan menjadi begitu penting di dalam pandangan Muhaimin?

Pertama, susah mendongkel menteri yang berasal dari parpol. Apapun wujudnya, gagal totalpun kalau dari parpol aman pokoknya, aman bareng, negara ambruk bukan soal. Yang paling mudah jelas menteri bukan parpol alias menteri profesional.

Kedua, isu soal cantrang yang paling mudah disulut karena memang itu sangat sensitif, menyulut barang yang sudah panas tentu lebih mudah. Menteri lain tidak kerja, jadi malah tidak kelihatan apa yang mau dipakai untuk menjatuhkan.

Ketiga, bener demi nelayan? Sangat kecil, demi pengusaha dan luar negeri jelas lebih kerasa. Dunia jelas saja merasakan akibat yang berat soal ikan, biasanya berkeliaran dengan leluasa, eh kini diamankan dengan baik dan sangat ketat. Tentu berat diongkos, yang dulunya Cuma-Cuma harus bayar dan izin, tentu bukan yang dimaui oleh penguasaha yang tidak peduli moral

Keempat, kepentingan partai daripada nelayan, apalagi bangsa dan negara. Miris sebenarnya jika begini terus, bagaimana tidak, bangsa ini kekurangan pekerja keras bagi bangsa dan negara, kalau para bandit negara berlimpah, dan malah mereka bisa eksis dan merajalela tanpa diusik. Partai yang biasa menggunakan kursi sebagai atm,mau tidak mau berjuang mendapat, mempertahankan, dan mencari tambahan kursi.

Apakah akan terus seperti ini, siapa yang bekerja malah dicerca, siapa yang taat aturan malah dianiaya, dan yang melanggar hukum karena banyak teman, banyak uang bisa merajalela dan melakukan apa saja? Coba dilihat, berapa pejabat ini yang punya ide baik, melakukan dengan baik, dan hasilnya jelas? Banyakan mana dengan yang malah hanya ndompleng urip?

Jayalah Indonesia

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun