Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Di Balik Kekalahan Ahok (PDI-P)

21 April 2017   10:23 Diperbarui: 21 April 2017   19:00 2472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kelima, parpol tidak menyentuh ke bawah

Elit memang terlihat jelas dengan aneka tujuan dan maksud mereka masing-masing. Di bawah ternyata tidak sampai. Bisa saja elit mengatakan mendukung, sedang di tengah dan bawah memilih pilihannya sendiri, (soal ada masalah lain beda kasus).

Pelajaran berharga untuk terutama PDI-P

Berkali-kali (dikadali) ditelikung oleh manuver lawan yang tidak terduga-duga, termasuk di Banten, di pusat, bukan hanya sekali, berkali-kali, kali ini Jakarta.

Tetap saja namanya politik tidak bisa diprediksi secara presisi seperti ilmu pasti, namanya manusia lagi. Bisa saja di depan A di belakang, B, apalagi politikus transaksional masih sangat kuat dan malah makin liat di sini. Liat karena pergerakan mereka lebih kuasa dan kuat melibas politik bersih.

Kaderisasi anggota sangat penting, sehingga tidak akan ada lompat kandang tanpa bisa dikontrol, Golkar yang sudah malang melintang ternyata masih bisa eksis dan sukses dengan ide mereka. Parpol lain bisa belajar soal ini, bukan yang lain lho, banyak kebaikan meski ada juga kejelekan, apalagi mereka tidak menggunakan cara pemaksaan dan menakut-nakuti, apalagi melibatkan akhirat segala.

Sikap demokrat sejati yang masih perlu dijunjung dan dikembangkan. Sikap menang kalah sudah mulai bisa dikembangkan, sikap sportif taat azas ternyata masih memprihatinkan. Bagaimana beda ideologi bisa bekerja sama karena kursi bukan karena kesamaan perjuangan. Lucu dan aneh ini.

Menghayati kekuasaan itu terbatas. Hal ini masih belum sepenuhnya bisa terjadi. Lihat bagaimana kalah seolah kiamat, kalau menang seolah semuanya ada di tangan.  Hal ini perlu menjadi pembelajaran bersama, Ada masa di mana ada perubahan dan itu alamiah. Periodisasi itu untukmengatur hal itu, kalau ini lupa, menang tidak bekerja, kalah mengacau dan mengganggu jalannya pemerintahan.

Menang dan kalah itu biasa. Kalau menang malah meneror yang kalah  itu luar biasa, apalagi kalau yang kalah merasa menang lebih luar biasa lagi. Saatnya demokrasi berjalan, siap dengan segala konsekuensinya.

Jayalah Indonesia

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun