Mohon tunggu...
Candra
Candra Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Duc In Altum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Kebebasan

9 Maret 2023   20:59 Diperbarui: 9 Maret 2023   21:01 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebebasan adalah kemampuan yang berakar dalam akal budi dan kehendak manusia, untuk bertindak atau tidak bertindak secara sadar. Dengan kebebasan itu seseorang dapat menentukan dirinya sendiri, untuk tumbuh menjadi matang dalam kebenaran dan kebaikan. Kebebasan itu baru akan mencapai kesempurnaannya apabila diarahkan kepada Allah, sumber kebahagiaan manusia.

Apakah kebebasan sama dengan kesewenangan atau sesuaka hati?

Kita sering memahami bahwa kebebasan sebagai kesewenangan-wenangan atau arbitarinees. Seseorang dapat dikatakan bebas, jika ia dapat berbuat atau tidak berbuat sesuka hatinya. Terlepas dari segala kewajiban dan ketertiban. Maka, dalam arti ini, kebebasan tersebut disalahartikan atau disalahgunakan. Bebas tidak berarti lepas dari segala keterikatan, sebab kebebasan tidak bertentangan dengan keterikatan. Sebaliknya, kebebasan yang sejati mengandalkan keterikatan pada norma-norma. Supaya semakin bebas, manusia harus mengatur kecenderungan-kecenderungannya yang secara otomatis digerakkan oleh insting (naluri atau alamiah). Dalam kehidupan bersama, norma-norma sangat penting yakni untuk mengatur sikap-sikap baik terhadap sesama.

Jenis-jenis kebebasan

Kalau kita berbicara tentang kebebasan, maka kita harus selalu membedakannya ke dalam beberapa arti yakni, pertama, kebebasan individu artinya kemampuan kita (individu atau pribadi) untuk menentukan tindakan  (perbuatan, putusan). Pribadi atau kita sendiri. kedua, kebebasan sosial artinya kemampuan untuk bertindak atau tidak bertindak tanpa ada paksaan dan tekanan atau larangan dari pihak lain.

Kebebasan individual

Kebebasan arti atau aspek kebebasan ini dapat kita lihat. Kebebasan fisik, kemampuan secara fisik untuk melakukan suatu tindakan secara sadar. Pada aspek ini, kebebasan berarti tidak adanya paksaan atau rintangan dari luar (bisa bergerak ke mana saja ia mau tanpa hambatan), misalnya tidak diborgol. Pada kebebasan fisik belum terwujud kebebasan yang sebenarnya. Walau demikian haruslah dihargai karena sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan untuk menjadi orang yang bebas dalam arti yang sebenarnya.

Kebebasan yuridis

Kemampuan secara yuridis untuk melakukan suatu tindakan secara sadar. Yang dimaksudkan pada aspek ini adalah semua syarat (fisik dan sosial) yang diperlukan untuk dapat menjalankan kebebasan kita secara konkret dan mewujudkan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam diri kita. Kebebasan ini diatur menurut norma-norma yang ada. Untuk mewujudkan kebebasan ini, peranan negara atau lembaga sangat penting. Perlu dibedakan dua macam kebebasan yuridis. Pertama, kebebasan-kebebasan yang didasarkan pada hukum kodrat yakni, kebebasan yang terkait atau terikat erat dengan kodratnya sebagai manusia, sehingga tidak pernah boleh diambil dari padanya atau anggota masyarakat. Kebebasan ini terkait erat dengan martabat pribadi manusia, karena itu tidak dapat dipisahkan dari manusia. Kebebasan ini tidak diciptakan oleh negara. Milik manusia sebelum masuk ke dalam suatu masyarakat. Kebebasan yang dimilikinya karena ia manusia, bukan karena ia warga negara.

Kebebasan Eksistensial

Eksistensi merupakan cara berada manusia yang khas, berbeda dengan semua makhluk yang lain. Kebebasan eksistensial adalah kebebasan menyeluruh yang menyangkut keseluruhan atau keutuhan pribadi manusia dan tidak terbatas pada salah satu apeknya saja. Oleh karena itu, kebebasan ekasistensial adalah kebebasan yang tertinggi, karena dalam kebebasan ini, seseorang memiliki dirinya sendiri, di mana orang mencapai taraf otonomi, kedewasaan, otensitas, dan kematangan rohani. Seseorang terlepas dari segala alienasi atau ketersaiangan diri. Seseorang bebas bukan dari apa, tetapi bebas untuk apa, yaitu mampu menentukan dirinya sendiri, tidak ikut arus, mode, atau asal meniru saja. Semuanya itu terjadi bersumber dari atau pada kemampuan manusia berpikir dan berkehendak yang terwujud dalam tindakan. Walaupun kebebasan ini merupakan yang tertingggi, yang menyangkut martabat manusia, namun jarang direalisasikan secara sempurna, merupakan suatu ideal, cita-cita yang bisa memberi arah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun