Mohon tunggu...
Patricia Liana
Patricia Liana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gunung Kidul, Banaran, dan Kejutannya

2 Juli 2018   14:45 Diperbarui: 3 Juli 2018   14:02 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Bakulan saat panen Telo dan dijemur

Banaran, 1 Juli 2018.

Awal bulan Juli dibuka dengan nuansa tenang Dusun Banaran yang terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Semin -- Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Disuguhi dengan banyak pemandangan pohon jati, bongkahan kapur, dan tak lupa hamparan sawah selama menuju Banaran. Senyuman warga menjadi penyejuk jiwa setelah jauhnya perjalanan yang ditempuh.

Banaran dan isinya punya banyak kejutan yang tak terduga. Segala kegiatan tradisional masih melekat bagi warga Dusun ini. Hal yang paling sederhana mereka lakukan ialah pergi ke tegal dalam sebutan bahasa Jawa atau biasa yang kita sebut ladang.

Tegal mereka dominan dengan tanaman jagung, telo, serta rumput gajah untuk pakan ternak. Telo adalah sebutan bahasa Jawa untuk ubi. Mulai dari jam dua siang mereka sudah berangkat ke tegal untuk mencari pakan ternaknya. 

Telo yang mereka tanam selain berfungsi sebagai makanan pokok warga, juga difungsikan sebagai pakan kambing yang mereka pelihara dari kulit telo yang sudah dipisahkan dengan dagingnya dan dikeringkan. Telo yang dipanen biasanya dijemur hingga kering untuk nantinya mereka jual pada tengkulak dengan harga Rp 2.000,- per kilogram, nantinya dari telo ini akan diolah menjadi Tiwul dan atau Gatot. Biasanya mereka menyebutnya sebagai tradisi Bakulan.

Begitu pula dengan jagung yang mereka tanam, kulitnya dipisah untuk pakan ternak. Kulit jagung akan dijemur bersama dengan jagung yang sudah tidak layak dijual ke tengkulak dan akan dijadikan pakan ternak. Biasanya jagung yang bagus dijual pada tengkulak atau mereka konsumsi sendiri untuk kebutuhan rumah tangga.

Hasil olahan jagung yang ada di Banaran ialah grontol dan marning. Grontol adalah butiran jagung yang sudah dipisah dan direbus, biasanya diberi kelapa. Marning merupakan butiran jagung yang sudah dipisah dan dikeringkan lalu digoreng serta diberi tambahan garam supaya ada rasa gurih.

Berikut cerita selanjutnya dari tanah BanaranSore, Jangan Beranjak 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun