Mohon tunggu...
Patrisia Dinta P.S.
Patrisia Dinta P.S. Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis Anak dan Remaja

Psikolog Klinis, Anggota Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah Jateng, Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Wilayah Jateng

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingkah Si Pesek untuk Anak? (Pesek=Pendidikan Seksualitas)

18 Juli 2021   11:41 Diperbarui: 18 Juli 2021   11:43 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Freud (1917), adapun tahapan perkembangan psikoseks yaitu tahap oral, anal, phallic atau odipal, latensi dan pubertas / genital. Menurut Freud (1917) menempatkan anak usia dini pada tahap phallic. 

Dimana selama tahap ini alat genital menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif. Pada usia dini inilah anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin, maka tahap eksplorasi tubuh merupakan tahap yang sedang dialami oleh anak. Eksplorasi dapat mencakup, memanipulasi genital, mengelus dirinya sendiri, memeluk boneka atau orang -- orang sekitarnya. 

Apabila aktivitas tersebut dibiarkan, maka akan menjadi kebiasaan anak hingga dewasa nanti. Ketika anak memiliki pengalaman seks yang keliru dapat mengembangkan salah persepsi mengenai alat kelamin, proses reproduksi, dan seksitas. Dimana hal ini pun dapat membuat anak mengalami penyimpangan seksual di kemudian hari.

Upaya dalam pencegahan pelecehan seksual terhadap anak melalui pendidikan seksualitas merupakan cara agar anak dapat mengidentifikasi situasi -- situasi bahaya dan mencegah terjadinya pelecehan seks, mengajarkan pada anak mengenai bentuk sentuhan  yang tidak baik dan bagaimana mengakhiri interaksi / bersikap dengan orang yang mencurigakan serta cara meminta pertolongan.

Menurut Handayani (2008), bentuk pendidikan seks kepada anak usia pra sekolah adalah sebagai berikut :

 1) Anak usia 18 bulan hingga 3 tahun, dimana anak mulai belajar mengenai anggota tubuhnya. Ketika mengajari anak untuk mengenali anggota tubuhnya, gunakanlah nama yang tepat pada masing -- masing anggota tubuh. Pada usia ini pun penting bagi orang tua menjelaskan pada anak bagian tubuh mana yang boleh dilihat orang lain dan mana saja yang tidak boleh dilihat oleh orang lain sehingga harus ditutupi dengan pakaian.

2) Anak usia 4 hingga 5 tahun, anak mulai menunjukkan ketertarikannya pada seksitas yang dasar. Menyentuh alat kelamin pada usia ini tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas seks, tetapi masih dalam rangka ketertarikan yang normal. Pada usia ini mungkin anak meningkat rasa ingin tahu mengapa tubuh laki -- laki dan perempuan berbeda atau dari mana adik bayi lahir. Dari pertanyaan sederhana tersebut, orang tua bisa mulai menanamkan pendidikan seks mulai dari tingkat dasar mengenai anggota tubuh dan fungsinya. Orang  tua pun di usia anak yang semakin dewasa dapat memberikan informasi yang lebih lengkap sehingga mereka tidak mencari tahu sendiri mengenai informasi -- informasi yang tersebar bebas di internet.

Hendaknya orang tua menjalin komunikasi yang intens dengan anak dalam memahami keingintahuan anak tentang perilaku seksual agar informasi yang anak dapatkan dapat menjadi benteng pertahanan diri untuk masa depannya. Pertanyaan -- pertanyaan yang disampaikan anak merupakan suatu bentuk tahapan perkembangan anak dalam mengeksplore lingkungannya. 

Disarankan untuk orang tua agar tetap tenang dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anak. Hal ini dikarenakan kalau orang tua bingung atau kaget ketika anak bertanya hal tersebut, anak justru akan merasa segan untuk bertanya kembali karena dalam benak anak terekam bahwa dirinya telah menanyakan sesuatu yang salah.

Upaya orangtua menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap anak dapat dengan mendiskusikan dengan memberikan kesepakatan mengenai cara yang santun dalam mengungkapkan pendapat ke orang tua, penerapan jam belajar pada anak, batas waktu anak keluar malam, tempat yang menjadi privasi anak dan orang tua serta tayangan televisi/tontonan yang bisa ditonton anak berdasar usia.  

Perlu dipahami bahwa pendidikan seksualitas meliputi mengenalkan anak tentang jenis kelamin dan cara menjaganya baik dari sisi kesehatan, kebersihan, keamanan dan keselamatan. Anak harus dapat menjaga diri sendiri sedini mungkin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun