Mohon tunggu...
Patricia AstridNadia
Patricia AstridNadia Mohon Tunggu... Lainnya - Public speaker, teacher, trainer, psychology, education, content and copy writer

Seorang public speaker di bidang ilmu psikologi, komunikasi dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Remaja Ini Maknai Paskah sebagai Kesempatan untuk Bangkit dari Kesedihan Menuju Kebahagiaan di Tengah Pandemi Corona

12 April 2020   12:34 Diperbarui: 12 April 2020   12:32 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paskah tahun 2020 ini terasa berbeda jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya umat Kristiani mendatangi gereja atau paroki masing-masing untuk berdoa, maka tahun ini Keuskupan Agung Jakarta, mendukung imbauan dari pemerintah dengan mengajak umat untuk berdoa di rumah. 

Misa secara daring pun difasilitasi untuk mendukung misa harian, mingguan, dan pekan suci. Namun menurut seorang remaja perempuan bernama Maria Helena Jovanca Elisabeth Maksudi tetap saja rasanya tidak seindah pergi ke gereja.

Rasa sedih, kecewa tentu dirasakan oleh perempuan asal Tangerang ini. Tapi lambat laun, sosok yang akrab disapa Caca ini mengingat tentang makna kebangkitan Yesus Kristus, artinya di tengah situasi sulit yang mewabah di Indonesia bahkan seluruh dunia, setiap individu harus belajar untuk berani bangkit dari rasa sedih menuju bahagia.

"Sulit sih, enggak mudah apalagi di situasi yang kayak gini. Tapi ya sebagai anak muda, aku ngajak semua remaja untuk kita punya harapan dan berpikir positif," tutur perempuan kelahiran 2003 ini.

Caca menilai, meski tak dapat merayakan paskah di gereja apalagi bertugas melayani di altar, ia tetap bersyukur. Setidaknya perempuan penyuka boba ini masih dapat merayakan paskah melalui misa daring bersama keluarganya. 

"Setidaknya ya masih bisa berbagi dalam keluarga, memaknai paskah bareng keluarga. Meski sedih nggak bisa tugas seperti biasanya," katanya mengenang masa ketika dirinya bertugas pada hari raya besar di tahun sebelumnya.

Biasanya remaja yang duduk di bangku SMA ini sudah sibuk berlatih di gereja, berjualan lilin, dan melakukan aktivitas bersama teman-teman timnya untuk turut berperan dalam perayaan Ekaristi. 

Namun saat ini baginya, peran terbesar sebagai warga negara yang baik ialah mengikuti aturan Pemerintah untuk kesejahteraan bersama, seperti physical distancing, dengan berdoa di rumah saja. 

Selain itu Jovanca mengajak seluruh anak muda untuk berdoa sehingga pandemi corona ini segera tuntas dan berbagi APD kepada tim medis yang membutuhkan, tidak memborong masker dalam jumlah berlebihan hanya untuk memenuhi kepentingan pribadi. 

Hal ini penting dalam mengimplementasikan tema dari Keuskupan Agung Jakarta di tahun keadilan sosial yaitu Amalkan Pancasila: Kita Adil, Bangsa Sejahtera.

"Paskah tahun ini aku tetap bahagia dan bahagia itu penting karena hati yang gembira kan adalah obat. Kalo kita senang, imun kita bagus kita terhindar dari sakit," ucapnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun