Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kenangan Bercumbu Menjauhi Garis Takdir

20 Januari 2022   21:41 Diperbarui: 20 Januari 2022   22:06 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: Kompas.com

Musim hujan telah tiba, mendung setiap hari terus menyapa 

Rabas jatuh membasahi rintik rindu yang kutabung untukmu 

Sisa lipstik masih menempel di pinggir canggir kopi

Disini dingin, tapi tak sedingin kecupan sayang dari dari kedipan mata 

Makin malam, makin dingin

Makin menusuk tulang, mendebarkan jantung 

Kukira kau akan pulang ternyata kau malah datang 

Apa bedanya pulang dan datang? Bukankah semuanya makna hadir? 

Tidak sayang, itu berbeda. 

Pulang adalah rumah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun