Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gerakan Santri dan Vaksinasi Dorong Kepercayaan Masyarakat Tingkatkan Herd Immunity

8 Desember 2021   20:56 Diperbarui: 8 Desember 2021   21:48 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : Antaranews.com

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian negara. Meski pandemic, tidak ada kata menyerah untuk berjuang, berusaha, berpikir kreatif dan inovatif untuk bangkit. Salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan kelompok (herd immunity) melalui program vaksinasi. Vaksin diharapkan mampu meningkatkan kekebalan dan kesehatan pada individu maupun kelompok. Jika Indonesia sudah percaya diri untuk melangkah sehat bersama vaksin, tentunya beberapa sektoral ekonomi akan merangkak naik secara berkala. Sayangnya, ditengah pandemic seperti ini banyak sophistry yang meruntuhkan niat segenap rakyat Indonesia untuk mengikuti vaksin. Dengan berbagai dalih, vaksin bukan jaminan tidak akan terkena COVID-19, nyatanya banyak yang sudah vaksin tetap terpapar COVID-19. Minimnya pengetahuan tentang vaksin dan paparan isu hoax menyebabkan mindset sebagian besar menolak vaksin. Jangankan untuk vaksin, sekedar menerapkan protokol kesehatan saja sudah mulai memudar semangatnya. Seperti sudah mulai apatis dan mengabaikan COVID-19 sebagai isu untuk menakut-nakuti.

Berangkat dari berbagai permasalahan yang terjadi, pemerintah terus berupaya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk vaksin. Beberapa program diantaranya Vaksin Presisi dari TNI dan POLRI, Vaksin Gotong Royong kepada para pengusaha agar sektoral swasta turut bekontribusi dalam pemulihan ekonomi, mengajak 2 lansia mendapatkan vaksin 1 dosis untuk yang mengantarkan dan pemerintah berkoordinasi dengan Kementrian Agama serta para alim ulama untuk vaksin. Kolaborasi pentahelix antara pemerintah, pengusaha, komunitas adat, akademisi, aparatur negara dan tokoh masyarakat serta ulama perlu dioptimalkan guna mencapai mekanisme vaksinasi highly infectious virus. Model intervensi dari berbagai daerah dapat melibatkan komunitas dan tokoh lokal berpengaruh (tokoh adat/tokoh agama), sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat. Bukan hanya perkara kesehatan, vaksin juga bermasalah pada kepercayaan masyarakat. Dengan merangkul segenap tokoh masyarakat, ulama dan santri diharapkan tingkat kepercayaan masyarakat akan meningkat karena kehadiran spoken person/figur yang dapat dipercaya jika vaksin itu halal, aman dan tidak mematikan.

Ulama dan santri berkontribusi dalam kemajuan bangsa dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia (IPM) di Indonesia. Santri dan Ponpes memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap masyarakat untuk ikut mensosialisasikan pentingnya vaksin. Sebab pondok pesantren merupakan ekosistem dimana tokoh agama menyampaikan pesan-pesan pada jamaah dan pengikutnya agar tidak ragu-ragu lagi untuk divaksin. Selain itu, tantangan lain yang dihadapi selama pandemic ini adalah isu perpecahan dan tantangan baru bagi umat islam berupa islamophobia. Pandangan negatif bahwa ekosistem pendidikan Agama Islam sebagai tempat pembibitan ideologi ekstrem dan paham radikal mulai berkembang. Tantangan ini merupakan pukulan yang berat bagi umat Islam. Apalagi stereotip yang berkembang berimbas pada lini kehidupan yang lain. Rendahnya angka vaksinasi terhadap masyarakat karena keraguan yang masih tinggi. Santri dan pondok pesantren memberikan pengaruh tumbuhnya kepercayaan masyarakat secara luas terhadap vaksin.

Kerja sama Kanwil Kemenag Provinsi atau Kankemenag Kabupaten/Kota dengan Baznas atau LAZ, Dinas Kesehatan, TNI, Polri, dan pihak lainnya. Kamis, 2 September 2021 akan dimulai vaksinasi untuk kiai, ustaz, dan santri di Jawa Tengah. Vaksinasi ini pun menargetkan dapat memberikan 594 juta vaksin untuk kiai hingga santri. Program ini menargetkan vaksin untuk 8.635 kiai, 46.181 ustaz/ustazah, dan 539.255 santri. . Satgas Covid-19 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan sebanyak 30 ribu lebih santri di Indonesia telah menjalani vaksinasi Covid-19.

Aspek kepercayaan masyarakat ini merupakan komponen dari elemen dan implikasi. Pertama, kepercayaan akan melibatkan kerelaan untuk menempatkan kepentingan kepercayaan dibawah kontrol orang lain. Kedua, hubungan timbal balik saling mempercayai merupakan manifestasi dari sikap diri dalam wujud kepercayaan melalui dogma yang dianut. Ketiga, intensitas, cakupan dan bobot dari kepercayaan sangat bervariasi. Keempat, percaya dengan orang lain mengakibatkan prediksi di masa mendatang. Meskipun telah mempercayai satu sama lain, tentunya setiap individu akan memperhitungkan berbagai resiko didalam pengambilan keputusan.

Beragam alasan menolak vaksin. Survei menunjukkan, faktor "keyakinan agama" bukan alasan utama penolakan umat terhadap vaksinasi, justru paling kecil (9,27%). Kehalalan vaksin memang mengendala sebagian responden (48,39%), namun soal keamanan vaksin menjadi alasan utama penolakan (66,13%). Survei-daring dilaksanakan 22-30 Desember 2020. Sebanyak 2.610 responden terpilih secara accidental sampling dari 34 provinsi yang tersebar dan sebangun dengan komposisi penduduk dan pemelukan agama di Indonesia (BPS 2010). Mereka umumnya dari usia produktif (78%), tinggal di perkotaan (58%), berpendidikan tinggi, dan memiliki pekerjaan/penghasilan. Umumnya bukan anggota ormas keagamaan (67%) dan merupakan umat biasa (78%).

vaksin-61b074a975ead6633412fb43.jpeg
vaksin-61b074a975ead6633412fb43.jpeg

Sumber : Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Menag RI

  Dalam hal ini, peran tokoh agama sangat diperlukan guna mentuntaskan program pemerintah dan upaya meretas islamophobia pada kalangan masyarakat umum yang mengambil satu sampel untuk menggeneralisasi fakta tentang umat islam. Tokoh agama harus berperan aktif dan kolaboratif membangun kepercayaan public terhadap niat baik pemerintah meningkatkan kekebalan imunitas kelompok. Pemerintah harus membuka ruang public dengan informasi yang mudah dimengerti dan tokoh agama, jajaran ormas mensosialisasikan kepada masyarakat. Pelaksanaan amanat UU No. 18/2019, yang menyebutkan tiga fungsi pesantren yaitu, pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan karakteristik dan fungsinya, peran serta tokoh agama, ponpes dan santri dalam mewujudkan kebijakan vaksin dalam nilai yang inklusif dan transparan. Ikhtiar ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap pelaksanaan vaksinasi dikalangan santri untuk mencapai herd imunity.

Bogor, 8 Desember 2021

Salam,

Sri Patmi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun