Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Sri Patmi: Aroma Partikelir

7 November 2021   09:59 Diperbarui: 7 November 2021   10:09 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gemercik air kudengar mulai bersyair 

Mendawaikan kerinduan yang pernah hadir 

Lagi-lagi tatapan matamu yang beku harus mencair 

Bersama secangkir kopi hangat yang kau seruput pada kecupan terakhir 

Kita, eh.. maksudnya aku yang tak dapat mangkir 

Saat diterpa aroma tubuhmu yang partikelir 

Asalmu dari megalitikum? pantas seperti menhir 

Katanya kau hadir dari bersama dengan kalimat takdir 

Kita, aku dan kamu bukan sedang bermain sintir 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun