Waktu bergulir lambat
Malam tiba-tiba kelam
Lebih kelam dari segala kelam yang pernah kudiami
Bulir bening tiba-tiba hadir
Menyeka segala kisah  yang memberi luka-luka
Sakit masih sakit
Perih masih perih
Lembar-lembar usang yang telah kusimpan rapi tiba-tiba terhampar di hadapanku.
Bagaimana aku mengeja kisahku
Sementara menoleh nya saja mampu buat mata ini berkaca.
Tidak, jangan paksa aku
Aku tak ingin lembaran usang itu kembali menjadi lembar-lembar yang harus kutapaki.
Sudah, sudahlah kumohon....
Ijinkan aku nafas kan nafasku yang masih tersisa
Biarkan aku kelabuhi bumiku dengan senyumku
Kenapa malam ini menjadi semakin kelam
Kenapa bekas lukaku kembali terluka
Sejenak saja,
Beriku waktu untuk lena
Berhentilah bercanda wahai air mata
Tinggalkan aku
Aku sudah lelah menyekamu
Berhentilah.
Kepahiang, 8 Desember 20019
23.37