Mohon tunggu...
Bias Asa
Bias Asa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya adalah seorang yang punya kegemaran mencurahkan isi kepala juga isi hati dalam tulisan

Kehilangan deskripsi tentangku sendiri, yang ku tau "manusia harus berjalan dititian takdir" dan aku juga manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Kelam dan Air Mata

8 Desember 2019   23:43 Diperbarui: 9 Desember 2019   00:03 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Waktu bergulir lambat
Malam tiba-tiba kelam
Lebih kelam dari segala kelam yang pernah kudiami

Bulir bening tiba-tiba hadir
Menyeka segala kisah  yang memberi luka-luka
Sakit masih sakit
Perih masih perih
Lembar-lembar usang yang telah kusimpan rapi tiba-tiba terhampar di hadapanku.

Bagaimana aku mengeja kisahku
Sementara menoleh nya saja mampu buat mata ini berkaca.
Tidak, jangan paksa aku
Aku tak ingin lembaran usang itu kembali menjadi lembar-lembar yang harus kutapaki.

Sudah, sudahlah kumohon....
Ijinkan aku nafas kan nafasku yang masih tersisa
Biarkan aku kelabuhi bumiku dengan senyumku

Kenapa malam ini menjadi semakin kelam
Kenapa bekas lukaku kembali terluka
Sejenak saja,
Beriku waktu untuk lena

Berhentilah bercanda wahai air mata
Tinggalkan aku
Aku sudah lelah menyekamu
Berhentilah.

Kepahiang, 8 Desember 20019
23.37

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun