Mohon tunggu...
Daniel Pasedan
Daniel Pasedan Mohon Tunggu... Guru - Berkeluarga, dua anak

Iklas, Jujur, Sederhana, Rajin, Peduli, Suka Berbagi, Cerdas, Berani, Tahu Diri, ... adalah Pondasi Pemimpin yang Dirindukan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudah Berapa Banyak Paku yang Kutancapkan Di sini dan Di sana?

16 November 2011   15:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:35 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Entah kebetulan entah sengaja... entahlah...

Maksud inginku menulis beberapa pengalaman penting yang kualami hari ini, lha koq nyasar di lapak Sir Dudi Rustandi. Saya terkesima dengan cerita soal paku dan lidah, cerita ini sungguh mencerahkan bagiku bahkan sebelumnya belum pernah mendengarnya. Untuk itu saya wajib mengucapkan terima kasih Sir Dudi.

*** Pagi***

Beberapa hari ini, suhu meningkat walaupun sesungguhnya musim hujan bahkan banjir melanda di beberapa tempat. Wacana hangat yang lagi ramai dibincangan orang-orang hangat soal sejalan atau tidak sejalan dengan bebeapa tulisan yang "diaanggap" meresahkan sebagian atau banyak kalangan.

Bagi saya yang menikmati semua warna tentu tidak terlalu tertarik untuk ikut urun nimbrung... bahkan ngotot sampai urat jemari membengkak. Cukup menikmati segala perbedaan adalah warna tersendiri  untuk diriku.

***Siang***

Meteran listrik di rumah tiba-tiba bertut..tut pertanda lapar, wah urgent nih... mesti cepat-cepat di atasi... bisa-bisa ntar malam gak bisa ngerumpisiana... hehe,

Meluncurlah diriku ke salah satu agen penjual token, tiga... empat kali nomor meteran dimasukkan koq yo ditolak sama komputer, selalu muncul warning "yang jelek dilarang beli token di sini"... (yg ini paku buat diri sendiri) agh mungkin koneksi inetnya kagak beres, saya coba di tempat lain. Dalam perjalanan menuju PLN, kebetulan ada gerai mobile PLN dan dengan penuh harap... markir lalu nyodorin nomor meteran...

tiga... empat kali nomor dimasukkan koq yo ditolak sama komputer, pesan yang keluar "yang miskin dilarang beli token di sini"... (paku lagi). Agh mungkin ada yang tak beres nih... ku putuskan untuk langsung ke PLN tuk menyampaikan ketidak beresan ini.

Agh... betapa sejuknya ruangan customer service ini... dengan senyum dan lembut dua pelayan bapak-bapak separuh baya menyambut dengan sangat welcome. Baru kali ini daku merasa betul-betul mendapatkan pelayanan yang sangat nyaman terutama jika berurusan dengan public serve. Cukup lama mereka menelusuri kemungkinan kekeliruan yang terjadi walau demikian saya tidak merasa sebel karena suasana dan cara menghadapi konsumen sangat nyaman.

Setelah ketemu permasalahan sesungguhnya lalu selanjutnya dipaparkan sejelas-jelasnya kepadaku yang keseringan telmi ini, Bapak coba ulangi mengisi pulsa lagi... nanti kira-kira jam tiga sore sudah bisa normal kembali, petugas kami segera membenahinya. Yes... dengan girang daku pamit dan Terima Kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun