Mohon tunggu...
Daniel Pasedan
Daniel Pasedan Mohon Tunggu... Guru - Berkeluarga, dua anak

Iklas, Jujur, Sederhana, Rajin, Peduli, Suka Berbagi, Cerdas, Berani, Tahu Diri, ... adalah Pondasi Pemimpin yang Dirindukan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa Bilang Kepala Sekolah Itu Rumit?

22 Juli 2015   11:31 Diperbarui: 22 Juli 2015   11:40 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak awal Juni kemarin, saya diberi mandat oleh Yayasan Perguruan dimana saya mengabdi selama ini untuk menjadi manajer di salah satu sekolah swasta yang saat ini kondisinya diujung tanduk kepunahan. Antara percaya dan heran, kok bisa ya saya diberi tugas tambahan dengan seabrek persoalan?

Bagi saya, tugas apapun dengan resiko apapun akan saya terima sepanjang itu dalam konteks kebaikan dan untuk membaikkan. Itu sebabnya ketika ditanya kesiapan untuk mengemban tugas tambahan ini, saya nyatakan siap seribu persen.

Menurut informasi dan data terkini, sekolah tersebut sudah 5 tahunan mati suri. Mati enggan, hidup sengsara. Jumlah siswa tidak mencapai angka seratusan dengan berbagai alasan lumrah mengapa tidak diminati siswa dan orang tua siswa.

Banyaknya persoalan yang diderita sekolah tersebut tidak membuat nyali saya ciut untuk membangun mimpi yang senantiasa mendengung di dada.

  • Siswa sering tidak mendapat layanan belajar semestinya,
  • Siswa lebih banyak berkeliaran di luar kampus, hal ini wajar karena mereka tidak dilayani semestinya,
  • Guru sering tidak masuk dengan beragam alasan klasik,
  • Manajer tidak menjalin komunikasi dengan lingkungan sekitar,
  • Antara sesama guru tidak nyaman, sering cekcok dan selisih paham,
  • Kegitaan osis tidak terjadi,
  • Guru swasta dan honor tidak mendapatkan hak semestinya dan selalu terlambat gajian,
  • Dana minim dan selalu minus... astaga!
  • Pengelolaan dana tidak transparan, lalu kemana dana pendidikan dari orang tua siswa dan bantuan pemerintah?
  • ...

Lalu, orang tua mana yang tega menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut?

Baiklah, mari kita urai persoalan satu demi satu dan membuat ramuan mujarab untuk mengatasi penyakit kronisnya.

Perlu dipahami bahwa mengelola sekolah tidak ada bedanya dengan menggarap sawah. Butuh diperhatikan, dirawat, disayang, ditanami, butuh pengairan, butuh pupuk, dijaga dari hama dan pengganggu. Urusan menanam bukan instan, dibutuhkan kesabaran dan keuletan. Menanam hari ini tidak langsung menuai besok. Butuh proses yang benar.

  • Guru-Pegawai... Jalin kerjasama dengan semua guru dan pegawai, beri kesempatan untuk berekspresi tentang apa yang mereka mimpikan, apa yang mereka inginkan agar sekolah kembali hidup,
  • Siswa... Siswa dimanapun dikolong langit ini tentu butuh berekspresi. Wadahi mereka dengan semangat dan fasilitas yang mampu dijangkau. Beri mereka kebebasan untuk menuangkan ekspresi mereka.
  • Lingkungan dan Masyarakat... Mereka semua rindu akan perubahan dan suplemen yang bisa dinyatakan oleh sekolah. Wadahi mereka, ajak berdialog, terlibatlah dalam kegiatan sekitar. Dan yang tak kalah penting, sampaikan mimpi manajer kepada mereka. Libatkan mereka dalam menjaga keamanan sekitar, libatkan mereka yang punya potensi untuk terlibat dalam pengembangan kualitas.
  • ...

Sederhananya adalah utarakan dengan terbuka apa mimpi yang hendak dibangun di sekolah. Tentang kualitas proses, tentang anak-anak yang santun, jujur, rajin itu semua yang mereka inginkan. Setelah itu beranjak ke hal keterampilan, siapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, siapkan materi belajar terkini dengan cara-cara yang menyenangkan. Lanjutkan dengan komunikasi yang sederhana dan benar. Bahasa daerah, Indonesia dan English menjadi bahasa sehari-hari.

dan sebagai hidangan terakhir, tentu saja seni adalah penyeimbang dan pintu masuk belajar yang hebat. Segera dan dalam tempo sesingkat-singkatnya, sediakan alat musik dan bagikan kepada siswa bersama tutorialnya, yang suka menari wadahi, yang suka menggambar disilahkan, ada tempat dan sarananya.

Tidak sabar rasanya menunggu hasilnya.

Yang jelas Guru sudah mulai terlihat senyum, English minded everday. Keliru itu boleh dan segeralah perbaiki. Yang tidak boleh adalah jahat...!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun