Mohon tunggu...
Pascalis PeWe
Pascalis PeWe Mohon Tunggu... Full Time Blogger - wirausaha sejak usia 37 th

Jangan takut memulai usaha, yang kamu takutkan justru ketika kamu terlambat memulainya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Prostitusi dan Pekerja Sex Dihantam Covid-19

25 Mei 2020   16:05 Diperbarui: 26 Mei 2020   13:22 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembatasan dan penguncian aktifitas public oleh banyak negara dan kota di dunia sebagai upaya penahanan penyabaran virus corona telah menggoncang kehidupan sosial dan ekonomi warganya. Kebijakan ini salah satunya juga menghancurkan kegiatan prostitusi dan pekerja sex. Di luar persepsi boleh atau tidak kegiatan ini, prostitusi yang menjadi tumpuan hidup untuk sebagian orang,  turut menerima dampak dari pandemik corona ini.

Seperti yang dilakukan, -sebut saja Neha- pekerja sex di India. Dikutip dari media online DW.com, Neha mengangap profesinya ini sebagai tumpuan nafkah bagi keluarga dan untuk membiayai pendidikan adik-adiknya. Begitu pula Susan, seorang pekerja seks di Canada –dikutip media The Globe and Mail- mengatakan seorang temannya dengan tiga anak tetap melakukan kerja seks untuk menopang hidupnya sehari-hari meski dihantui ketakutan tertularnya virus tersebut.

Industri sex mengalami kehancuran lebih cepat dibanding sektor lain, tak saja karena turunnya pelanggan namun juga ketakutan pekerja sex hingga konsumen. Mereka berfikir bahwa hubungan seksual berpotensi menularkan virus ini secara cepat bahkan lebih cepat dari HIV / Aids. Berhentinya aktifitas di sector ini membuat banyak pekerja sex jatuh dalam kemiskinan. Akibatnya tentu sangat fatal, depresi dan bahkan nekat bunuh diri.

"Klo situasi seperti ini terus berlanjut, hanya ada pilihan terakhir untuk ku: bunuh diri" kata Neha saat diwawancarai DW.com via telepon.

Menurut organisasi setempat, hampir 5.000 anak perempuan bekerja sebagai pelacur di daerah Jalan G B Delhi. Banyak dari mereka tinggal di kamar sewaan di berbagai bagian kota dan sekitar 1.500 tinggal di distrik G B Road’s red-light. Sementara itu di Canada, pemerintahnya tidak memberikan tunjangan sosial  kepada mereka karena jenis pekerjaan dan profesi mereka yang dianggap tidak bermoral. Sudah jatuh tak ada yang menolong juga.

Seperti sektor lain yang mencoba beradaptasi dengan segala pembatasan, prostitusi juga beradaptasi tak lagi menggunakan lokalisasi/ showroom sebagai tempat kencan namun beralih pada transaksi daring. Tak sedikit juga yang justru kembali ke kampung halaman bahkan alih profesi demi bertahan hidup. Kelaparan, kemiskinan dan depresi di era ini terjadi pada semua orang namun tak ada yang berani bersimpati pada mereka hanya karena stigma buruk profesi ini.

Begitu pula yang terjadi di Indonesia, tak satu pun berani menyentuh wilayah ini. Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) menjadi salah satu lsm yang mencoba bersuara. Seperti yang dirilis unaids.org, OPSI menjelaskan bahwa pendampingan terhadap mereka tak lagi perihal bagaimana menangani Aids dan penyakit menular namun sudah sampai sisi psikososial. Psikososial yang dimaksud adalah depresi dan merasa sendiri. Stigma buruk membuat masyarakat kurang sensitif dengan keterpurukan mereka.

Untuk itu ketika setiap orang dihantam oleh covid-19, ada beberapa bagian masyarakat yang terluka lebih parah, memar dan membutuhkan pertolongan orang lain. Mereka membutuhkan pertolongan Anda semua. So, ketika pandemi  sudah me- restart tatanan sosial, ekonomi kembali dari titik NOL. Satu satunya cara adalah beradaptasi atau mati

Pekerja sex yang tetap mau mempertahankan profesinya, menurut liputan vice.com beradaptasi dengan menerapkan aturan ketat yaitu mandi bersih sebelum kencan dan menolak pelanggan yang ketauan sedang batuk/pilek. Bagi yang meninggalkan profesi ini dan beralih pada profesi baru maka ini kesempatan kepada setiap orang untuk memberikan harapan baru kepada mereka. Memulai usaha baru lewat “ekonomi alternatif”. Rangkul dan beri mereka kesempatan untuk membangun usaha -mumpung semua mulai dari NOL. 

Ini solusi bagi siapapun yang terhantam

...begitu juga dengan Anda....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun