Mohon tunggu...
Paryono Yono
Paryono Yono Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi

Blog pribadi https://dolentera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Alhamdulillah Sudah Lengkap" Bekal Menuju Tahun 2019

31 Desember 2018   21:26 Diperbarui: 1 Januari 2019   02:33 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari pixabay.com

"Alhamdulillah Sudah Lengkap", adalah ucapan yang sering terdengar di tahun 2018. Entah berapa kali kalimat tersebut terucap disela-sela percakapan. Simbah, Pak Dhe, Bu Dhe, Pak Lek, Bu Lek, teman kerja, tetangga, dan orang yang baru saya kenal pun tak lupa mengucapkan kalimat tersebut jika mendengar cerita perihal kelahiran anak kedua kami.

Buah hati kami lahir hari Senin, 1 Oktober 2018 berjenis kelamin perempuan, sedangkan anak pertama laki-laki, lahir 27 april 2017. Wajar memang ucapan syukur tersebut terlontar, mengingat umur saya dan istri yang tidak muda lagi. Umur kami berdua sama-sama 37 tahun. Di umur tersebut, istri pun merasa berat untuk menambah momongan.

Ucapan "Alhamdulillah, Sudah Lengkap" adalah ucapan yang didasari rasa turut berbahagia atas lengkapnya anggota keluarga kami, ayah-ibu dan dua anak, laki-laki dan perempuan. Meski kami tidak boleh lupa suatu saat kami pun pasti akan berpisah. Entah kapan, biar lah menjadi rahasia Allah.

Ucapan "Alhamdulillah, Sudah Lengkap" menjadi penanda bahwa kedua anak tersebut adalah anugerah yang sangat besar dari Allah SWT. Masih banyak orang yang belum diberi jodoh. Masih banyak pasangan yang belum diamanahi keturunan. Saat ini kami diberi lengkap, anak laki-laki dan perempuan.

Kalimat "Alhamdulillah, Sudah Lengkap" menjadi pengingat bahwa kami harus lebih bersyukur kepada Allah dari yang sebelumnya. Rasa syukur tidak hanya dimulut, tetapi juga berwujud dalam aplikasi kehidupan.

Tahun 2018, kami pun sudah berusaha mewujudkan rasa syukur kami, diantaranya usaha membahagiakan orang tua atau mertua. Berkunjung, bercerita perihal perkembangan anak, mengirim foto, dan video adalah usaha membahagiakan mereka. Membahagiakan orang tua adalah perintah dari agama. Membahagiakan orang tua juga menjadi cara mendidik anak untuk menghormati orang tuanya.

Wujud syukur juga kami lakukan dengan mengenalkan anak perihal agama. Ketika masih bayi di umur beberapa minggu, saya biasa menggendong ketika sholat di rumah. Harapannya ketaatan akan terus melekat, meski suatu saat di hadapannya ada uang seikat.

Wujud syukur juga kami tanamkan melalui berbagi sejak dini. Meminjamkan mainan dan berbagi makanan yang di bawa adalah dua contoh sederhana dalam keseharian. Tentunya masih banyak lagi yang tak mungkin kami sampaikan semuanya.

Memasuki tahun 2019 kami pun ingin rasa nikmat juga dirasakan teman-teman semua. Dengan membagi tulisan ini semoga pengaruh positif menyebar ke pembaca.

Di tahun 2019 ini semoga teman-teman yang belum diberi jodoh, dipertemukan jodohnya. Yang belum dikaruniai momongan dianugerahi buah hati. Yang mengalami kesempitan rizki segera dilancarkan. Yang dikejar hutang segera dapat membayar.

Semoga di tahun politik ini negara tetap aman, tidak terpengaruh oleh gelapnya hati dari pembenci. Semoga semua anak bangsa dapat menerima siapa pun pemimpin yang nantinya akan terpilih.

Selamat Tahun Baru. Semoga kebahagiaan mengiringi kita di tahun 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun