Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Revitalisasi Bunker Gedung Ijen sebagai Destinasi Wisata Kreatif Kota Malang

9 Juni 2025   20:07 Diperbarui: 9 Juni 2025   20:07 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fashion show di halaman Cafe Bunker Gedung Ijen Malang. Foto : Haris.

Revitalisasi Bunker Gedung Ijen sebagai Destinasi Wisata Kreatif Kota Malang

Ketika pertama kali menjejakkan kaki di Caf Bunker Gedung Ijen sebulan lalu, saya hanya berharap menemukan tempat ngopi yang tenang dan unik. Namun yang saya temukan justru lebih dari itu : pengalaman menyusuri lorong masa lalu, berpadu dengan aroma kopi dan denting jazz yang lembut. Kini, sebulan berselang, tempat ini telah menjelma menjadi magnet budaya baru di Kota Malang. Caf Bunker bukan sekadar tempat ngopi - ia adalah jendela ke masa lalu, yang dibuka kembali dengan cara yang sangat kreatif dan segar.

Dewi Oetari The Owner Cafe Bunker Gedung Ijen Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Dewi Oetari The Owner Cafe Bunker Gedung Ijen Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Bunker Bareng : Saksi Bisu Kolonialisme

Bangunan yang akrab disebut "Bunker Bareng," dibangun pada era 1930-an oleh Pemerintah Hindia Belanda. Letaknya di Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, sangat strategis dekat dengan poros heritage Jalan Ijen. Dulu, bangunan ini menjadi bagian dari sistem pertahanan militer bawah tanah, lengkap dengan lorong-lorong yang menghubungkannya dengan titik strategis lain di Kota Malang. Menurut cerita warga setempat, lorong itu bahkan dipercaya terhubung hingga Kayutangan dan Rampal. Sebagai situs bersejarah, bunker ini masuk dalam daftar cagar budaya Kota Malang, meskipun lama terbengkalai sebelum akhirnya direvitalisasi.

Belokan ke Lorong Bunker Gedung Ijen Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Belokan ke Lorong Bunker Gedung Ijen Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Sejarah yang Diolah Menjadi Pengalaman Visual

Proyek revitalisasi ini tak sekadar restorasi fisik, melainkan juga pengolahan narasi sejarah ke dalam bentuk yang mudah dicerna dan menghibur. Di pintu masuk bunker, pengunjung disambut visualisasi digital bertema "Ijen Tempo Doeloe." Infografis, pemetaan digital, dan narasi interaktif dipadukan agar pengunjung tak hanya menikmati kopi, tetapi juga memahami konteks sejarah tempat mereka duduki.

Bahkan ruang bawah tanah bunker kini jadi titik foto favorit di media sosial. Nuansa temaram, lampu beraksen kuning hangat, dan arsitektur asli beton tua menghasilkan atmosfer dramatis yang instagrammable. Visual ini membangkitkan rasa ingin tahu sekaligus kekaguman. Tidak heran bila kontennya viral di TikTok dan Instagram, terutama di kalangan Gen Z yang haus akan pengalaman unik.

Penulis bersama Haris. Foto : Rendra.
Penulis bersama Haris. Foto : Rendra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun