Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ancaman Serangan Israel terhadap Fasilitas Nuklir Iran di Tengah Manuver Diplomatik Iran

21 Mei 2025   18:18 Diperbarui: 21 Mei 2025   18:27 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Israel belum lama ini intensif latihan militer bersama sekutunya. (Sumber EPA via news.detik.com/bbc-world/d-5824046).

Ancaman Serangan Israel terhadap Fasilitas Nuklir Iran di Tengah Manuver Diplomatik Trump

Dalam lanskap geopolitik global yang penuh dinamika, kawasan Timur Tengah tetap menjadi titik api konflik dan kompetisi ideologis. Baru-baru ini, laporan dari Bloomberg (21 Mei 2025) mengindikasikan intelijen Amerika Serikat memperoleh informasi signifikan tentang rencana Israel untuk melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Rencana ini muncul di tengah upaya pemerintahan Donald Trump untuk merundingkan kesepakatan diplomatik dengan Teheran terkait program nuklir Iran. Situasi ini memperlihatkan kompleksitas hubungan antara Amerika Serikat dan Israel, serta potensi ledakan konflik yang dapat mengguncang stabilitas regional bahkan global.

Latar Belakang Diplomatik dan Strategi AS-Iran

Sejak kembali menjabat sebagai Presiden AS, Donald Trump menunjukkan kehendak untuk mendekati Iran melalui jalur diplomasi. Trump mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei pada pertengahan Maret 2025 dengan tenggat waktu 60 hari untuk mencapai kemajuan berarti dalam perundingan. Kini, waktu tersebut telah berlalu, dan hanya tersisa beberapa minggu sebelum kebijakan "diplomasi maksimal" Trump beralih menjadi aksi militer.

Kebijakan ini, meskipun keras, tidak serta merta mendorong pendekatan konfrontatif. Trump tampak ingin menghindari perang skala besar dan lebih menekankan hasil kesepakatan yang dapat diklaim sebagai kemenangan politik. Namun, dinamika di lapangan menunjukkan Israel memiliki pertimbangan strategis tersendiri yang tidak selalu sejalan dengan preferensi Gedung Putih.

Ancaman Serangan Israel dan Pertimbangan Strategisnya

Informasi intelijen AS menyebutkan persiapan Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran telah meningkat secara signifikan. Ini terlihat dari pergerakan amunisi udara, latihan udara intensif, dan komunikasi yang disadap oleh pihak AS. Meskipun belum ada keputusan final dari Israel, sinyal-sinyal ini mengindikasikan Tel Aviv ingin menjaga opsi militer tetap terbuka - atau bahkan menggunakannya sebagai bentuk tekanan psikologis terhadap Teheran dan Washington.

Israel telah lama menyatakan mereka tidak akan membiarkan Iran mengembangkan kemampuan nuklir. Sejak era Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, pendekatan pencegahan pre-emptive menjadi strategi utama Israel, seperti terlihat dalam serangan terhadap reaktor nuklir Suriah pada 2007 dan berbagai operasi rahasia terhadap ilmuwan dan infrastruktur nuklir Iran. Dengan posisi Iran yang semakin defensif dan aktivitas nuklir yang terus berjalan, Israel merasa memiliki pembenaran strategis dan moral untuk bertindak.

Kompleksitas Hubungan AS-Israel di Era Trump Kedua

Uniknya, hubungan AS-Israel kini mengalami perubahan nuansa yang tidak bisa diabaikan. Menurut laporan Forward (16 Mei 2025), Presiden Trump mulai menjaga jarak dari Israel dalam beberapa kebijakan penting, seperti tidak melibatkan Israel dalam negosiasi penyanderaan dan tidak mengunjungi negara Yahudi tersebut dalam lawatannya ke Timur Tengah. Hal ini memicu spekulasi Trump sedang mencoba mendisiplinkan Netanyahu atau membangun tekanan diplomatik tersendiri.

Namun, perubahan ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Di dalam negeri, gerakan sayap kanan di AS yang dulunya sangat pro-Israel mulai menunjukkan gejala berbalik arah. Tokoh-tokoh seperti Joe Rogan, Tucker Carlson, dan Candace Owens, yang memiliki pengaruh besar di kalangan anak muda konservatif, menyuarakan kritik tajam terhadap Israel. Ini berkontribusi pada lonjakan pandangan negatif terhadap Israel di kalangan pemilih muda Partai Republik - sebuah perkembangan yang dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri AS dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun