Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemiskinan dan Perkembangan Pikiran Manusia Sepanjang 300 Ribu Tahun

30 Juni 2022   10:08 Diperbarui: 30 Juni 2022   15:09 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemiskinan yang tak pandang belahan dunia manapun. Foto dikolase dari viva.co.id dan dw.com

Kemiskinan Dan Perkembangan Pikiran Manusia Sepanjang 300 Ribu Tahun

Sudah bebaskah kita di zaman metaverse ini dari penderitaan karena serba kekurangan dalam makanan dan faktor pendukung kehidupan lainnya? Dengan kata lain sudah bebaskah kita dari kemiskinan majority di muka bumi ini? Bayangkan jumlah penduduk bumi sampai dengan Juni 2022 ini kl 8 milyar menurut perkiraan terbaru PBB yang dielaborasi oleh Worldometers. Indonesia sendiri adalah penyumbang 278.752.361 jiwa atau 3,5% dari total populasi dunia, juga dikutip dari Worldometers.

Populasi dunia yang buanyak bak pasir di sepanjang pantai utara Jawa ini ternyata masih jauh dari harapan bebas dari kemiskinan, bahkan yang kelaparan pun masih banyak. Di G7 yang dianggap 7 negara superpower ekonomi dunia (AS, Inggeris, Kanada, Perancis, Jerman, Italy dan dan Jepang) masih banyak tunawisma, khusus di Eropa cukup banyak migran kelaparan yang mengadu nasib demi sejengkal perut dan seuprit harga diri. Di Amerika latin, kekayaan segelintir orang dari narkoba seakan menutupi kemiskinan majority dan ketakberdayaan Pan Amerika tuk memberantasnya. Di Asia, except Jepang, Timur Tengah dan Afrika orang masih disibukkan konflik berdarah antar orang bodoh yang teracuni agama pada bab non-wahyu sejak tahun pertama Masehi hingga sekarang.

Meski kemajuan iptek sudah sedemikian jauh membubung tinggi ke langit biru hingga kita dalam tempo dekat kata Elon Musk bisa saja memulai kehidupan baru di planet merah di tata surya kita, tapi si miskin malah kian meluas yang oleh para akhli diulas sebagai akibat dari banyak hal, mulai dari kebodohan, kemalasan, ketidakperdulian membangun diri apalagi bangsa, kebijakan pemerataan yang tak jalan dst dst.

Paradoks tentang planet merah dan sejengkal perut yang harus kita isi setiap hari itu akan terus mengejar kita.

Kemiskinan dalam perkastaan ekonomi dunia yang kita lihat sekarang sesungguhnya bukanlah persoalan baru, tapi sudah sangat sangat kuno. Perkastaan itu sudah terjadi sejak anak manusia berkembang jadi komunitas pertama di muka bumi ini? Bisa di zaman Inca dan Maya di Amerika sana, bisa di China jadul, bisa di Afrika jadul, bisa di dunia Neanderthal di Eropa, bahkan bisa di dunia Trinil purba Indonesia, pendeknya starting point-nya sesuai dengan literasi yang kita pelajari tentang settlement pertama anak manusia dalam temuan-temuan arkeologis di belahan dunia manapun itu.

Dalam film One Milion Years BC atau Sejuta Tahun SM, sebuah film Inggeris bergenre adventure fantasy film yang dibintangi oleh Raquel Welch, John Richardson, Percy Herbert, Robert Brown dan Martine Beswick, kita melihat ketika dunia dimulai, panorama alam sangatlah biru, beraura segar dan tak berasap kotor seperti zaman now, tapi nah ini dia ternyata tak nyaman. Makhluk hidup ketika itu bersifat menunggu dan menyergap apapun yang bisa jadi mangsa. Mereka harus membunuh untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Dari semua makhluk hidup, hanya manusia yang superior karena kecerdasannya dan yang pasti manusia belum banyak. Binatang di alam liar apalagi Dinosaurus yang banyak macamnya itu saling memangsa satu sama lain termasuk memangsa manusia  tentu. Hanya beberapa kelompok suku bangsa saja yang hidup di alam buas nan biru itu. Hukum yang berlaku pun sangat simpel yi yang kuat akan berkuasa dan "manggomak" atau mengambil segalanya sesukanya.

Film yang sebagian besar ahistoris ini menggambarkan dinosaurus dan manusia yang hidup pada titik waktu yang sama. Sementara menurut skala waktu geologi, dinosaurus non-unggas terakhir punah 66 juta tahun yang lalu dan manusia modern (homo sapiens) belum ada sampai sekitar 300.000 tahun SM. Jadi One Milion Years BC ini memang bukan dipersembahkan untuk seorang Professor akhli kepurbakalaan, tapi dipersembahkan kepada kita yang mau berimajinasi jauh ke belakang, siapa tahu tersugesti sesuatu yang akan mengubah keadaan dunia sekarang.

Film ini mengungkap beberapa hal penting universal seperti sudah ada unsur cintakasih antar lawan jenis seperti Raquel Welch yang memerankan Loana seorang dari suku Kerang yang jatuh cinta kepada Tumak anak Akoba dari suku Cadas; sudah ada perbedaan nilai meski dalam keberagaman yang belum banyak; sudah ada benih-benih benci dan iri yang mendasari manusia; sudah ada benih pertumpahan darah antar sesama dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun