Mohon tunggu...
Angke Leisure
Angke Leisure Mohon Tunggu... -

Travel, Tourism & Hospitality Writer & Critics\r\nPenampakan Seorang Ayah Sedang Traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Panjang Umurnya Pisau Cukurku

30 Desember 2011   10:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:34 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya baru tahun lalu saat Saya pertama kali menggunakan pisau cukur. Ternyata sudah 22 tahun silam, tapi toh hingga kini kemampuan mencukur janggut Saya bukan sebuah keahlian yang bisa disertifikasi. Tidak ada ijazah kelulusan yang bisa dibanggakan terpampang di ruang kerja karena mahir membersihkan dagu dari janggut yang terus muncul.

Dua puluh tahun lebih bukan waktu sedikit bila seseorang menekuni suatu keterampilan yang dilakukan hampir tiap hari! Setiap lelaki mestinya jadi ahli dalam hal mencukur janggut, tapi nyatanya tidak.

Disposable blades, atau pisau cukur (se)sekali pakai, memang nyaman dibanding pisau cukur opa kita yang nampak lebih sangar dan sepertinya mampu memotong kunci gembok gerbang garasi. Harga disposable blades pun tak begitu mahal. Satu buah pisau cukur mungkin hanya Rp 6.000 saja. Tapi bila dalam seminggu kita habiskan 2 buah, maka sebulan kocek harus dikeluarkan setara Rp 60.000.

Bila Anda bisa mengatur hingga penggunaan 1 pisau cukur per minggu, maka sebulan Anda berhemat Rp 30.000. Terutama untuk Anda yang baru bergabung bersama klub pencukur janggut yang tidak pernah memahami bagaimana menghentikan pertumbuhan janggut yang selalu datang dan pergi, maka ini bisa disimak untuk menambah Rp 30.000 per bulan di pos pengeluaran lain selain… janggut!

Bila harga pisau cukur 20 tahun lalu atau 20 tahun ke depan masih sama, misalnya, maka Saya atau Anda sudah semestinya menghemat uang sekitar Rp 7.2 juta atau lebih. Kiat ini tidak menjadi Anda terlihat miskin, tapi justru pintar mengatur budget. Di waktu yang sulit seperti saat ini, perekonomian harus dicermati hingga level ini.

1.Siapkan wajah Anda.

Bulu janggut bukan sutra. Semakin lama semakin tebal dan sulit dipotong. Tapi bila Anda member air hangat sebelum dicukur, dan diolesi pelembut seperti sabun atau bahkan sabun khusus, maka bulu janggut semakin lunak dan mudah dipotong. Ini memberi beban yang lebih sedikit bagi sisi tajam pisau cukur Anda, dan pisau cukur bisa bertahan lebih lama.

2.Suhu berpengaruh pada usia.

Saat memotong bulu janggut, sekali pemotongan akan membawa kotoran padat dan cair yang menyangkut di bilah-bilah pisau cukur Anda. Bersihkan dengan air panas. Selain cepat melunturkan kotoran, bilah logam pisau cukur Anda semakin cepat memotong dalam keadaan lebih panas dibanding bersuhu dingin.

3.Bersih membawa umur panjang.

Setelah selesai, bersihkan segala kotoran di antara bilah-bilah pisau cukur, baik berupa busa sabun atau sisa bulu yang hampir tak nampak. Membiarkan kotoran tetap menempel pada bilah pisau cukur akan mempercepat proses oksidasi pada logam pisau dan membawa karat yang mengurangi ketajaman pisau. Anda tidak akan mengasah sendiri pisau cukur Anda, bukan? Jadi, bersihkan segera.

4.Hindari oksidasi.

Menjaga pisau cukur tetap kering itu penting. Air pun mengakibatkan oksidasi yang diartikan sebagai karat. Sungguh menyedihkan melihat diri kita bercukur sambil mencucurkan air mata, karena pisau yang Anda pakai seperti penyiksaan yang disengaja. Mencabut bulu janggut memang bukan hal indah. Jadi keringkan selalu agar pisau tetap tajam. Setidaknya untuk waktu yang lebih lama.

Jadi bila Anda ingin menjadi pria yang selalu nampak bersih, rapih, dan segar, coba trik di atas. Jangan banyak perhitungan dengan air panas yang disediakan untuk mencukur, dan berapa harus bayar listrik dan gas yang dipakai untuk memanaskannya. Bila seperti itu, mungkin Anda bisa memulai gaya pertapa.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun