Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Sang Dosen

29 Januari 2023   11:40 Diperbarui: 29 Januari 2023   11:42 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Oh, Rizky, silahkan duduk. Ada perlu apa kau ke mari?"

"Begini Pak Kadir, saya ke sini untuk melamar pekerjaan sebagai seorang dosen sosiologi. Pak Rektor memberikan ini kepada Pak Kadir."

Rizky menyerahkan amplop yang dimaksud. Pak Kadir segera membuka dan membaca isinya. Rizky bertanya-tanya dalam batinnya. Apakah lazim bahwa prosedur penerimaan pegawai dosen harus melalui sebuah departemen penelitian. Apanya yang harus diteliti?

"Begini," suara Pak Kadir menghentak Rizky. "Sang rektor bersedia menerimamu menjadi dosen utama di fakultas Sosiologi." Sebuah senyuman merekah di ujung bibir Rizky.

"Hanya saja," perkataan Pak Kadir kembali tertahan. Wajah sumringah Rizky kembali meredup dalam kecemasan.

"Hanya saja kau ditugaskan mengajar selama lima tahun di sebuah Sekolah Dasar di pulau Brea."

Rizky hampir tak memercayai pendengarannya.

"Apa? Mengajar di pulau terpencil? Di sebuah Sekolah Dasar pula?" keluh Rizky dengan kencang.

"Anda menolak persyaratan ini?" tanya Pak Kadir santai, sambil tersenyum tipis.

"Aku harus kembali menemui rektor! Pasti dia salah memberi rekomendasi!" tukas Rizky sengit.

Rizky bergerak cepat ke ruang rektor tanpa mengucapakan permisi pada Pak Kadir. Ia hampir saja tak mendapati pemimpin Universitas Prapanca itu kalau terlambat sedikit saja. Sang rektor baru saja hendak mengunci pintu ruangannya ketika Rizky tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun