Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Sang Dosen

29 Januari 2023   11:40 Diperbarui: 29 Januari 2023   11:42 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kami akan kembali membangun SD Sinar Harapan, dan kau harus memperbolehkan kami untuk mendidik anak-anak desa ini yang berumur 6-12 tahun di sekolah kami. Bagaimana?"

Untuk beberapa saat sang kepala desa berpikir keras.

"Tapi anak-anak muda ada untuk membantu para orang-tua di kebun dan di laut!" sergah sang kepala desa dalam nada kecemasan.

"Terseralah, kepala desa. Ini demi kebaikanmu juga. Selayaknya para anak muda seumuran itu wajib untuk dididik dan bukan diperas untuk bekerja. Percayalah, dari generasi merekalah nasib pulau ini akan berubah. Percayakan mereka kepada kami dan mereka akan kami bentuk menjadi harapan baru pulau Brea," tukas sang profesor.

"Baiklah. Aku akan memberikan izin, tetapi kalian harus berhasil mengobati semua pendudukku yang terkena wabah. Jika tidak, kalian yang harus angkat kaki dari desa ini, dan dari pulau ini!" ujar sang kepala desa balas mengancam.

***

Dalam dua minggu kedua orang ini bekerja keras dan menimbulkan efek yang luar biasa. Selain telah mampu menyembuhkan para warga, mereka pelan-pelan juga memberikan berbagai penyuluhan tentang sanitasi dan cara bertani yang baik. Dalam berbagai kesempatan, mereka menyelipkan berbagai pengetahuan tentang geografi, dan ilmu sosial kewarganegaraan.

Hasilnya, banyak orang yang tertarik untuk belajar membaca, menulis dan berhitung dari semua kalangan. Waktu diatur sedemikian rupa sehingga sekolah dapat berlangsung tanpa mengganggu aktifitas warga. Mereka diberi keterampilan berbahasa dan menghitung. Mereka yang telah mampu membaca diberikan banyak buku lagi untuk dipelajari. Kini, mereka mulai diterima di tengah kalangan masyarakat pulau itu. Kedua orang itu dipanggil "sang guru."

"Sepertinya kita telah dihinggapi oleh keberuntungan," ujar Rizky pada sang professor siang itu di gubug mereka.

"Ya. Itu semua adalah buah dari keteguhan hati kita. Di Desa Belise, jumlah pelajar meningkat terus-menerus sehingga kepala desa mereka bahkan memintaku untuk mengadakan les tambahan pada malam hari di alun-alun desa, walaupun hanya diterangi nyala lilin dan lampu minyak."

"Ya. Aku baru saja memikirkan bahwa suatu sistem penerangan dibutuhkan pada saat ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun