Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Patung Tua di Tengah Kampung

27 Januari 2023   17:22 Diperbarui: 27 Januari 2023   17:33 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentari yang terbit tergesa-gesa pagi ini terasa tak ramah lagi bagi penduduk. Burung-burung pun sepertinya enggan bercengkrama dibalik dedaunan pinus yang sedang melemas. Perselisihan Manus dan para pejabat kampung sejak kemarin membuat hawa kampung menjadi hangat.

Manus sendiri memulai hari ini dengan kegeraman yang dahsyat. Gairah mudanya meneriakkan pekik perlawanan. Nuraninya telah lama mengetuk-ngetuk rongga dadanya untuk melawan kemapanan yang mengurat itu. Manus tidak gagal sama sekali.

 Walaupun tidak mendapatkan dukungan dari para pemuda yang berkumpul di bukit kemarin siang, ia telah membangun gerakan yang besar, terdiri dari para penentang kegagahan sang patung selama ini. Segera setelah berita perlawanan Manus itu terdengar, banyak orang muda, para petani, maupun beberapa tetua yang membelot, setuju untuk ikut dengannya.

Anehnya dengan seluruh kekuatan itu, Manus enggan untuk mengadakan rapat tandingan. Sudah jelas. Ia akan mengerahkan kekuatan untuk segera merobohkan patung itu. Perundingan ditolaknya. Baginya perundingan akan menyediakan ruang bagi keraguan dan keraguan akan membawa orang kepada ketakberdayaan. 

Manus beserta rombongannya berjalan menuju tempat berdirinya patung itu dengan membawa linggis, martil, sekop dan pacul. Mereka berjalan sambil berderap-derap bagaikan sebarisan laskar yang siap bertempur. Sesekali mereka meneriakan pekik: "MERDEKA !!!"

Pekik mereka menggelegar mengagetkan para setiawan sang patung. Mereka yang telah berkeliling disekitar patung membangun barikade yang mantap. Di bawah pimpinan kepala kampung: Bar-Kobar, barisan barikade itu nampak kokoh dan mantap.

Sejam setelah terbitnya mentari, laskar Bar-Kobar dan laskar Manus telah berhadap-hadapan. "Langkahi dulu mayat kami jika engkau menginginkan tajuk patung itu!!!" teriak Bar-Kobar sambil membusungkan dadanya.

"Demi segala kebebasan yang masih berhembus dalam jiwa, sekali melangkah kami tak akan mundur !!!"  Manus balas menyalak.

Mereka telah siap bertempur satu sama lain. Genggaman mereka kian menegang dan siap saling menerjang. Namun tiba-tiba suatu hal yang tak disangka mengubur semuanya. Sekonyong-konyong suatu gemuruh dahsyat menaungi mereka. Angin puting beliung! Tiupan angin bergemuruh itu secara tiba-tiba memasuki kampung Sejuk. Segera semuanya berlari berhamburan mencari perlindungan di parit-parit atau berpegang pada batang pohon yang kuat. Lima menit berlalu dan tiupan beringas itu telah meluluh-lantahkan seluruh kampung. Tak ada anyaman atap yang tertinggal utuh, setiap papan menyangkal tiang pancangnya.

Setelah bencana yang singkat itu terjadi, para pendukung sang patung segera mengambinghitamkan kelompok Manus sebagai penyebab bencana. Mereka menunjuk angin puting beliung sebagai tanda nyata keabsahan klaim mereka. 

Para pendukung Manus memang telah lari. Namun Manus sendiri tetap berdiri sembari tak percaya dengan apa yang terjadi. Tiba-tiba saja ia menjadi manusia yang paling pesimis. Inilah saat paling nadir dalam hidupnya. Ia merasa tak punya pembenaran lagi bagi seluruh pekik perjuangannya dan dengan lunglai  mundur tanpa suara. Kalaupun suaranya ada, sengaja tak ia sisakan. Suaranya hanya untuk mimpi besarnya yang kini nampak pupus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun