Mohon tunggu...
Humaniora

Menumbuhkan Budaya Membaca di Sekolah Dasar Menuju Generasi Emas

11 Oktober 2017   22:28 Diperbarui: 11 Oktober 2017   22:40 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar guru sedang memberikan bimbingan dan pendampingan pada kegiatan siswa membaca

Membaca merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam kemampuan berbahasa.  Kemampuan membaca bisa menjadi jembatan bagi seseorang untuk bisa menyerap suatu ilmu pengetahuan. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca sehingga tidak berlebihan apabila ada yang mengatakan bahwa membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup ini.

Tahun 2016 silam, berdasarkan studi " Most Littered Nation in the Word" yang dilakukan oleh Central Connecticut State University menyatakan bahwa Indonesia berkaitan dengan minat membaca menduduki peringkat 60 dari 61 negara yang menjadi survey.  Indonesia tepat berada satu tingkat dibawahnya Thailand yang menduduki urutan ke 59 dan berada satu tingkat di atas negara Bostwana yang menduduki urutan ke 60. Sedangkan untuk infrasruktur yang mendukung kegiatan membaca Indonesia berada di urutan 34, di atas beberapa negara Eropa antara lain Jerman, Portugas, dan selandia baru.  Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih belum optimal dalam memanfaatkan infrastruktur yang ada. Selain dari studi tersebut ada beberapa penelitian dan survey lain yang juga menunjukkan masih rendahnya minat baca di Indonesia antara lain:  1) Survey dari UNESCO tahun 2012. 

Berdasarkan survey dari UNESCO minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Ini artinya dari 1000 masyarakat Indonesia baru 1 orang yang memiliki minat baca. 2) BPS ( Badan Pusat Statistik)  pada tahun 2006 menyampaikan informasi bahwa membaca ternyata belum menjadi kegiatan utama masyarakat dalam mendapatkan informasi. Hal ini didukung oleh data 85,9 % orang lebih memilih menonton TV, 40,3 % mendengarkan radio dan hanya 23,5 % yang membaca koran sebagai sumber informasi. 3) IEA ( International Education Achiecment)  melaporkan bahwa kemampuan membaca siswa SD di Indonesia berada pada urutan 38 dari 39 negara yang disurvey.

Beberapa hasil survey di atas menunjukkan betapa masih rendahnya kemampuan dan minat baca masyarakat Indonesia.  Hal ini tentunya juga termasuk minat dan kemampuan baca anak usia SD.  Minat baca anak usia SD yang masih rendah  juga dapat kita  amati disekitar kita. Betapa sedikitnya anak yang menggunakan jam istirahat di sekolah untuk pergi ke perpustakaan, atau baca-baca buku dilingkungan sekolah. 

Selain itu di sela-sela waktu luang juga jarang kita temui anak yang menggunakannya untuk membaca buku. Bahkan waktu bermain anak cenderung habis digunakan untuk menonton TV. Menurut BPS jumlah waktu menonton televisi anak Indonesia mencapai 300 menit perhari. Di Amerika 100 menit perhari, di Australia 150 dan di Kanada hanya 60 menit perhari. Amerika  membatasi waktu menonton televisi untuk anak-anak  hanya 3-4 jam.

Kegiatan membaca seharusnya sudah menjadi kebiasaan bagi semua siswa. Hal ini sebaiknya dimulai sejak dini. Lingkungan keluarga punya peran penting dalam mengawali hal tersebut dan Sekolah Dasar menjadi tempat yang ideal untuk melanjutkan hal tersebut. Masyarakat juga diharapkan dapat memberikan lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk tumbuhnya minat membaca. 

Hal ini sesuai dengan amanat dalam Undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Pada Bab XIII pasal 48 berbunyi: " Pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat".  Rendahnya kemampuan membaca anak usia SD disebabkan oleh beberapa hal antara lain: kurangnya minat baca anak, kurangnya latihan dan pembiasaan serta kurangnya pembinaan maupun pembimbingan dari guru. Hal tersebut mengakibatkan belum membudayanya kebiasaan membaca pada anak usia sekolah dasar.

Strategi  Menumbuhkan Budaya Membaca

Beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai upaya untuk menumbuhkan budaya membaca  di sekolah adalah : 1) Mengajarkan anak membaca.  Proses pembelajaran senantiasa diarahkan agar  minat baca anak bisa tumbuh.  Berikan bimbingan cara membaca sejak dini. 2). Membiasakan anak membaca. Biasakan anak selalu menggunakan waktu luangnya untuk membaca buku. Tumbuhkan pada diri siswa bahwa membaca itu sebagai kebutuhan " need for life and habit" daam kehidupan sehari-hari.  

Memberikan waktu 15 menit sebelum pelajaran dimulai untuk membaca juga merupakan salah satu upaya agar membaca menjadi kebiasaan. 3). Menjadikan karakter. Kebiasaan membaca yang terus menerus dilakukan lama-lama akan menjadi karakter, sehingga dimanapun siswa berada akan otomatis bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk membaca. Selain itu proses pembelajaran hendaknya diusahakan agar mengarah pada pembentukan karakter peserta didik untuk rajin membaca dengan memanfaatkan perpustakaan dan sumber bacaan yang lain. 4) Budaya membaca. Dengan tumbuhnya minat membaca yang dilaksanakan dan dilatih terus menerus menjadi kebiasaan, lama-lama akan menjadi karakter dan akhirnya budaya membaca itu akan bisa terwujud. Jika budaya membaca sudah bisa tumbuh dimasyarakat kita,  maka masyarakat pembelajar yang cerdas tentu juga akan bisa terwujud.

Selain hal tersebut untuk membudayaan membaca di sekolah juga bisa dilakukan dengan: 1) memperbaiki proses pembelajaran di sekolah agar selalu  mengarah pada minat dan kemampuan membaca. 2)  Selalu memotivasi siswa agar rajin membaca. 3). Menyediakan lebih banyak buku-buku yang menarik bagi siswa agar siswa terpancing untuk selalu membaca buku. 4) Menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk kegiatan membaca buku di sekolah. 5) Guru dan warga sekolah lainnya memberikan teladan atau contoh kebiasaan membaca dalam mengisi waktu luangnya. 6) Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak misalnya Perpustakaan Daerah ( Perpusda) untuk mengadakan berbagai kegiatan dalam rangka membudayakan kegiatan membaca di sekolah. Tentunya masih banyak lagi upaya dan strategi yang bisa dilakukan untuk membudayakan membaca di sekolah sesuai kondisi masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun