Mohon tunggu...
Funk_ane
Funk_ane Mohon Tunggu... Administrasi - penyendiri

Diam di sudut ruangan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Gadis yang Kucinta

3 Juli 2019   14:21 Diperbarui: 4 Juli 2019   10:53 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hdwallpapersduniyaa.blogspot.com

"Ada sesuatu di keningmu,!" ucapnya dan mendekat, lebih dekat. Mengulurkan tangan, dan menyentuh keningku tanpa ragu. Kutatap wajahnya lekat, rasakan napasnya menghempas. Jantungku seolah melonjak lepas.

"Sudah,,,!" senyumnya begitu indah, hingga jiwa seakan meninggalkan wadah. Dia kembali duduk tenang setelah membuat petir menyambar hatiku.

Untuk ke sekian kalinya, perasaan ini menggenggam batinku. Saat itu, tugas telah selesai di kerjakan, tinggal menunggu giliran presentasi. Aku yang berperan sebagai ketua kelompok penuh dengan semangat tak sabar untuk maju. Seakan hendak masuk Surga menuju tempat yang paling indah. Beberapa bulan perpisahan akan datang memisahkan, tekatku semakin kuat untuk sebuah pengakuan karena perasaan yang mengekang sudah tidak tertahan. Namun ini lebih sulit dari perkiraan, dia menganggap aku sebagai sahabat yang sangat berarti. jadi mungkinkah bisa mengubahnya ke setatus yang aku idamkan.? Pikirku penuh tanda tanya.

Sekolah berjalan dengan lancar, di bulan-bulan terakhir masa SMA yang indah aku menemukan cinta, namun tidak bisa mengungkap rasa malah merayu wanita di luar sana, menipu diri membuat rahasia. Nirmala adalah namanya, nama yang menggetarkan jiwa.

"auuuuh,!!!" Nirmala mendesah kecewa, saat dia tau Nola cewek dari kelas sebelah kukirimkan pesan kasar kemarin. jujur, aku berharap Mala cemburu. Ketika tau kami dekat, dia malah mendukung. karena itu aku merasa kecewa dan melampiaskannya pada Nola, tentu saja itu membuatku berhutang maaf, namun aku tidak peduli.

"Kenapa,? Lagian itu sudah terlanjur tidak bisa di batalkan. Dia tidak akan luluh dengan sepenggal kata maaf, jadi kalau sudah tau kenapa harus repot-repot minta maaf lagi" ucapku membela diri,

"Buuukss,,,!" Nirmala mengayunkan tangannya dan

Mendarat di punggungku,,

"Aaaaa,,, sakit.!" Kupegang bagian punggungku yang mala pukul, dengan tatapan menyedihkan.

"*Dasar cewek ganjen, kamu kira kamu cantik. Aku suka kamu, mustahill...!*, mungut di tong sampah mana sih kata-kata itu haah,?" Nirmala mengulang salah satu pesan yang kukirim pada Nola, dengan meniru gaya bicaraku. sumpah, Dia terlihat manis sekali. Aku menunduk tersenyum "Kata-kata itu sangat kasar, sebagai seorang cewek akupun rela masuk penjara demi kematianmu," sambung Mala lagi

Apapun pembelaan yang kubuat, Nirmala tetap saja ingin pengakuan maaf harus sampai pada Nola, langsung dari bibirku sendiri. Dia bilang bagi seorang wanita kata-kata kasar yang di lontarkan padanya akan melekat lama bahkan seumur hidup, dan itu lebih mematikan daripada racun. Aku tidak begitu paham maksudnya, namun karena dia mengatakannya dengan sungguh-sungguh akupun menurutinya dan tidak pernah mengulangnya lagi. Dia menemaniku menemui Nola, di bangku bawah pohon taman sekolah yang rindang kita menghampiri Nola. Benar, dia tidak berkata selain airmata yang mengalir di wajahnya, situasi menjebakku setelah permintaan maaf lalu apa...! Aku bingun harus berkata apa lagi, kata penyesalanku tidak membuatnya membaik. Dan ketika itu Nirmala mendekat lalu mulai ikut berbicara,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun