Mohon tunggu...
Parfi Khadiyanto
Parfi Khadiyanto Mohon Tunggu... Dosen - pecinta lingkungan hidup dan arsitektur perkotaan

tinggal di semarang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bumi Itu Satu, Maka Kita Harus Bisa Bersatu

24 Agustus 2020   12:45 Diperbarui: 24 Agustus 2020   12:47 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan masih menciptakan manusia tetapi sudah tidak menciptakan tanah atau bumi lagi, maka sudah barang tentu pada akhirnya bumi akan padat oleh manusia. Sekarang (tahun 2020) saja Pulau Jawa yang luasnya hanya sekitar 7% dari seluruh luas wilayah Indonesia, sudah dihuni sekitar 65% penduduk Indonesia. 

Orang yang bermukim di perkotaan sudah mencapai 50% lebih di seluruh dunia, ini menandakan bahwa bumi makin padat khususnya untuk wilayah-wilayah yang memiliki potensi ekonomi tinggi. Hal ini perlu adanya antisipasi pengaturan wadah manusia, khususnya di perkotaan. Bagaimana mengatur wadah tersebut, yaitu dengan menyusun tata ruang yang baik, yang tentu saja diawali dengan pemikiran bahwa bumi itu hadiah dari Tuhan yang harus dikelola bersama secara baik, bukan di kapling-kapling untuk kepentingan pribadi.

Pada tahun 1987 Komisi Brundtland telah menerbitkan buku Our Common Future yang intinya memperingatkan kita semua, khususnya para pemimpin dunia untuk mulai berfikir tentang keberlanjutan lingkungan hidup melalui konsep pembangunan yang berkelanjutan. Konsep ini di definisikan dengan pemahaman pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kebutuhan untuk generasi mendatang, jadi ada pengendalian di dalam implementasi konsep itu.

Ilmu perencanaan utamanya adalah menekankan bagaimana cara mengolah alam untuk kepentingan manusia tanpa merusak alam tersebut, sepadat apapun dunia ini, alam jangan rusak dan manusia tetap sejahtera.

Sedangkan komponen lingkungan hidup itu meliputi tiga kelompok, yaitu abiotik, biotik, dan kultural, dimana manusia sebagai mahluk hidup yang paling dominan dengan kekuatan daya pikir dan kemampuan adaptasi yang tinggi dengan memiliki teknologi yang selalu berkembang, masuk dalam wilayah aspek kultural, buka sebagai kelompok biotik. 

Secara lengkapnya bisa dsebutkan bahwa yang dimaksud dengan kelompok abiotik itu adalah kelompok benda mati, seperti air, udara, tanah, dan sejenisnya. Yang masuk kelompok biotik yaitu benda hidup seperti flora dan fauna, dan yang masuk kelompok kultural adalah manusia dengan budaya dan teknologinya.

Bumi ini makin hari makin penuh, lihat saja perkembangan yang ada di Indonesia, pada tahun 1945 jumlah penduduk Indonesia baru sekitar 70 juta jiwa, kemudian di sensus tahun 2010 sudah berjumlah 236 juta jiwa. Penduduk di Indonesia, dari tahun 1945 sampai dengan tahun 2010 ada selisih jumlah sebanyak 116 juta jiwa dalam 65 tahun. Sehingga bisa disimpulkan bahwa selama dalam periode 1945 -- 2010 ada pertambahan penduduk di Indonesia sebanyak 1,78 juta jiwa per tahun, atau 4.877 jiwa per hari.

Kalau sampai terjadi jumlah penduduk meningkat dengan cepat dalam jumlah yang banyak, maka akan terjadi krisis dunia, yaitu diawali dari banyaknya jumlah penduduk, akan menyebabkan terjadinya eksploitasi sumber daya alam, dan pada akhirnya akan memicu pencemaran lingkungan secara besar-besaran. Itulah yang dikhawatirkan oleh Brundtland dan teman-temannya, mereka mengajak untuk tetap menjaga bumi ini dengan cara pengendalian diri (zero growth).

Tetapi sebenarnya, masalahnya bukan pada banyaknya jumlah manusia, masalah utama sepertinya pada sebarannya yang tidak merata. Dalam Al Qur'an pun diperintahkan bahwa (QS 62:10 -- maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Alloh..)

Contoh, Indonesia jangan hanya terpusat di Jawa saja, dan alhamdulillah sekarang sudah mulai dibuka wilayah-wilayah timur dengan pembangunan infrastruktur yang memadai, mestinya demikian juga untuk dunia, Afrika, Australia, Canada, Rusia, Cina, masih terbentang luas lahan mereka, buka untuk pengembangan dan pemerataan hidup bersama, agar kelestarian bumi terjaga. 

Dulu kita satu umat, yaitu anak Nabi Adam, sekarang tersebar ke segala penjuru dunia, hal ini jangan menjadikan kita terpecah-pecah, kita tetap satu yaitu umat Alloh SWT. Maka sudah sewajarnya kalau kita berfikir, bumi ini untuk kemaslahatan umat manusia secara bersama, bukan lahan untuk saling menghancurkan, semoga bisa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun