Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Anggap Enteng Manuver Demokrat, Ada SBY di Belakang AHY

1 Februari 2021   19:25 Diperbarui: 1 Februari 2021   19:35 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AHY saat menemui Presiden Jokowi beberapa waktu lalu (Kompas.com)

Di awal Februari menjelang Valentine alias hari kasih sayang, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) muncul memberikan keterangan pers. Mengejutkan, karena isi pernyataan itu bukan sekadar basa-basi politik biasa. Tetapi memuat sebuah keterangan yang langsung mengarah ke Istana. Menusuk langsung ke lingkaran Presiden Jokowi. Ada apa gerangan?

AHY dalam keterangan yang telah banyak dikutip media massa serta dikomentari para pengamat dan politisi itu, memang cukup menarik dicermati. Bagaimana mungkin AHY tiba-tiba berbicara 'kudeta' Partai Demokrat di tengah upaya pemerintah melawan pandemi corona?

Apa masih ada pihak yang masih tertarik menguasai parpol sekelas Demokrat, yang notabene kini berada di luar kekuasaan? Beda cerita kalau ingin menguasai PDIP, misalnya, atau parpol besar lain seperti Golkar maupun Gerindra. Kalau ketiga parpol besar ini dikudeta, tentu banyak faedahnya terutama menjelang Pilpres 2024 nanti.

Sementara untuk menguasai Demokrat yang hanya partai medioker di parlemen, tentu saja kurang menguntungkan dari  sisi politik. Setidaknya, itulah gambaran yang terlihat saat ini. Namun, justru di situlah menariknya manuver AHY saat ini. Ada hal yang tidak mudah untuk dipahami di balik pernyataannya.

Tentu saja hal ini menjadi rumit dipahami jika mengaitkan Demokrat dengan SBY, sang founding father yang juga dikenal sebagai The Thinking General alias Jenderal Pemikir. Bahwa SBY dikenal sebagai politisi yang ahli mengatur strategi. Sudah terbukti dalam dua kali Pilpres yang mampu menumbangkan Megawati Soekarnoputeri.

Sehingga tudingan AHY hari ini tidak bisa dipisahkan dari SBY juga. Pernyataan AHY tersebut bukanlah pernyataan sembarangan yang diucapkan tanpa perencanaan dan kajian matang terlebih dahulu. Terlepas dari materi tudingannya, apakah betul ada orang Istana yang ingin mencaplok Demokrat atau tidak.

Dengan kata lain, tudingan itu bisa saja betul adanya meski harus dibuktikan dengan menyebut nama atau bukti lain. Atau tudingan itu hanyalah sebatas manuver belaka yang mempunyai tujuan politik yang lebih jauh ke depan. Pada titik inilah pernyataan AHY harus dimaknai sebagai pernyataan yang mempunyai tujuan tertentu. Bukan sekadar curhat politik biasa.

Pertanyaannya, apa gerangan tujuan AHY menyerang Istana? Apakah seperti tudingan sebagian politisi bahwa Demokrat hanya ingin mencari panggung agar diajak ke koalisi pemerintahan? Semisal agar AHY diajak sebagai salah satu menteri Jokowi, sebagaimana Prabowo dan Sandiaga Uno yang pada akhirnya ikut bergabung ke Kabinet Indonesia Maju.

Sepertinya, tidak sesederhana itu. Pasti ada alasan atau tujuan lain yang tidak segamblang itu. Alasannya sederhana saja. Sebab di belakang AHY masih ada SBY sebagai "dedengkot" Demokrat yang sangat memahami bagaimana menjalankan strategi politik. Sehingga sekali lagi, pernyataan AHY tidak bisa dianggap enteng oleh Jokowi. Karena sekali lagi, di belakang AHY masih ada SBY.

Itu menurut saya. Menurut Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun