Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masihkah Suara Adian Suara Rakyat?

15 Juni 2020   00:50 Diperbarui: 15 Juni 2020   01:22 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adian Napitupulu (Kompas.com)

Lama tak muncul, Adian Napitupulu mendadak tampil menjadi mimpi buruk atas mimpi indah yang telah dibangun Menteri BUMN Erick Thohir selama ini. Adian dengan gaya aktivisnya yang sangat unik dan khas dengan mudah menciptakan persepsi baru. Bahwa ada yang salah atas kinerja Erick. Skor 1-0 untuk kemenangan Adian. Gol pembuka yang terjadi amat cepat.

Harus diakui, manuver politik yang dibangun Adian cukup jempolan. Ia mampu membangun narasi yang sangat enak diikuti, menghanyutkan setiap pembaca tulisannya soal utang BUMN dan bagaimana Erick mengingkari janjinya sendiri lantaran menunjuk komisaris perusahaan pelat merah yang telah melebihi batas usia.

Padahal lihat, Adian hampir luput dari pantauan media sejak Pilpres 2019 usai. Meski sudah cukup lama menepi, Adian terbukti masih digdaya mencuri perhatian publik dalam waktu singkat. Suara rakyat langsung berdiri di belakang Adian. Soal ini, sekali lagi, Adian memang top-markotop. Semua harus mengakuinya, tak perlu malu-malu atau kecil hati.

Tetapi ada tapinya nih, masihkah suara Adian suara rakyat? Pertanyaan ini muncul setelah membaca komentar politisi Gerindra Andre Rosiade yang menduga ada 'udang di balik batu' yang melatarbelakangi kritikan keras Adian.

Jika mencermati komentar Andre, tampaknya Adian menyimpan sakit hati kepada Erick lantaran nama-nama calon komisaris BUMN yang diusulkannya belum diakomodir Erick. Namun tudingan itu buru-buru dibantah Adian. Ketimbang hanya mengomentari rumor, Adian mendesak Andre agar sebaiknya menjawab data dengan data. Adian menyangkal serangan ke Erick dilandasi ketidakpuasan hasrat politik.

Loh, apa hubungannya Adian menyodorkan nama-nama komisaris BUMN kepada Erick? Menurut saya pun tidak ada. Kenapa? Tak lain karena Adian saat ini adalah anggota Komisi VII DPR yang mitra kerjanya di pemerintahan adalah Kementerian ESDM dan Kementerian LHK, serta lembaga lainnya. Sementara Kementerian BUMN bermitra dengan Komisi VI DPR, bukan Komisi VII DPR.

Memang sih, sejumlah perusahaan BUMN seperti Pertamina dan PLN secara teknis juga berurusan dengan Komisi VII DPR karena salah satu bidangnya adalah energi. Namun secara kelembagaan atau apapun istilahnya, Pertamina dan PLN berada di bawah Kementerian BUMN yang bermitra dengan Komisi VI DPR.

Sehingga jelas, Adian hanya bersinggungan secara teknis dengan beberapa perusahaan BUMN lewat Komisi VII DPR. Berbeda dengan Andre yang duduk di Komisi VI DPR, yang secara kebijakan bermitra dengan Kementerian BUMN dan seluruh perusahaan BUMN.

Saya pun bertanya-tanya, kenapa Bang Adian begitu bersemangat mengkritisi Kementerian BUMN yang sebetulnya bukan mitra kerjanya secara langsung? Kan lebih enak seandainya Adian tampil garang mengomentari pembangunan kilang minyak yang hingga kini belum terwujud setelah dijanjikan Presiden Jokowi sejak 2014 lalu?

Atau, kenapa program listrik 35 ribu MW yang juga dicanangkan Presiden sejak 2014 hingga kini nasibnya entah seperti apa? Nah, kritikan-kritikan seperti inilah yang sangat 'nyambung' dengan Adian yang duduk di Komisi Energi DPR.

Ada lagi, sudah sampai mana pemberantasan mafia migas? Pembangunan smelter apa kabarnya? Lalu, kenapa harga BBM tak kunjung turun di tengah melorotnya harga minyak dunia? Dan, saya yakin Bang Adian masih punya banyak pertanyaan yang lebih kritis lagi soal kondisi energi Indonesia saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun