Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lebih Baik Buang Angin Sembarangan Ketimbang Batuk di Tempat Umum

17 Maret 2020   01:03 Diperbarui: 17 Maret 2020   01:34 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Bundaran HI Jakarta di Malam Hari, Dipetik Akhir 2019, sebagai Ilustrasi (Dokpri)

Anda boleh tersenyum atau mungkin tertawa kecil saat membaca judul tulisan ini. Karena saya sangat yakin Anda sudah pasti paham apa maksudnya. Padahal, saya sama sekali tak menuliskan kata "corona" di judul tersebut.

Tetapi saya meyakini yang timbul pertama kali di benak Anda adalah virus corona. Itulah hebatnya sebuah persepsi, yang telah terbentuk oleh pemberitaan media dalam sebulan terakhir dan mencapai puncaknya pada akhir pekan lalu.

Puncaknya, ketika Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif corona yang dilanjutkan berita-berita terkait lainnya, hingga saat ini. Semua media massa termasuk media sosial berlomba memberitakan perkembangan virus corona. Dari peta sebaran, kerja dari rumah, hingga pro kontra wacana isolasi (lock down) atau cukup ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Bagi saya pribadi, pilihan lock down atau KLB, lebih baik diserahkan saja kepada pemerintah. Apapun keputusan pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi, sebaiknya dituruti saja. Toh, Presiden adalah pemimpin tertinggi di republik ini, yang saya yakini akan berbuat sekuat tenaga demi rakyatnya. Itulah yang seharusnya kita yakini bersama.

Lagipula, apapun keputusan Presiden, masyarakat saat ini sudah terlanjur dipenuhi rasa curiga berlebihan, termasuk saya sendiri. Coba saja, Anda batuk ketika naik transportasi umum atau sedang mengantri di tempat publik seperti rumah sakit, misalnya. Dipastikan, pandangan mata orang-orang di sekeliling Anda seketika dipenuhi rasa curiga.

Saya telah membuktikannya, paling tidak dua kali. Kabar baiknya, pelaku 'batuk' itu bukan saya, tetapi orang di sekeliling yang sama sekali tidak saya kenal. Pertama, saat menaiki KRL Depok-Jatinegara. Saat itu ada seorang penumpang yang batuk-batuk. Maka seketika seisi gerbong langsung mengarahkan pandangan kepadanya.

Kedua, saat mengantar istri untuk melakukan USG akibat infeksi saluran kemih di sebuah rumah sakit di Depok, Jawa Barat. Namanya juga rumah sakit, pengunjungnya sudah pasti lebih banyak orang sakit yang di antaranya mengeluh batuk-batuk. Nah, ketika seorang pengunjung batuk-batuk, sontak ia 'dikeroyok' mata pengunjung lainnya.

Padahal, pelaku batuk-batuk itu belum tentu terjangkit corona. Bisa ya dan bisa tidak. Namun persepsi yang timbul di benak publik saat ini adalah bahwa batuk-batuk sangat mungkin terjangkit corona. Maka orang yang sedang batuk perlu diwaspadai. Sebuah reaksi yang sangat wajar sebenarnya mengingat virus corona telah berubah menjadi monster yang sangat menakutkan.

Akibat persepsi tersebut, ketimbang batuk-batuk, kini akan jauh lebih baik buang angin sembarangan di tempat umum. Meski (maaf) kentut di tempat umum tetap tidak sopan, tetapi saya yakin orang di sekeliling akan lebih memakluminya. Itu berarti, jika diadakan 'polling' dengan dua pilihan yakni kentut atau batuk, maka pilihan kentut di depan umum akan mendapat suara terbanyak bahkan menang mutlak seratus persen.

Pun demikian, gejala batuk-batuk menurut penjelasan dokter yang ramai diberitakan, merupakan salah satu indikasi terjangkit virus corona. Walaupun sekali lagi, batuk-batuk bukan berarti sudah positif corona. Untuk itu, mari kita sama-sama saling menjaga kesehatan, mengurangi interaksi secara langsung seperti salaman, menghindari kerumuman orang, dan selalu menjaga kebersihan tubuh terutama tangan.

Apabila Anda mengalami gejala batuk, demam, flu, mohon segera memeriksakan kesehatan ke rumah sakit terdekat. Terakhir, mari sama-sama berdoa agar Indonesia mampu melewati ujian berat ini. Amin!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun