Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kuasai 9 Kata Sakti Bila Melancong ke Danau Toba, Dijamin Manjur!

9 Desember 2019   19:14 Diperbarui: 9 Desember 2019   19:36 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu titik keindahan Danau Toba (Kompas.com)

Wah, sudah mau liburan aja nih. Kira-kira, mau menghabiskan akhir tahun di mana nih? Bali, Raja Ampat, Labuan Bajo, atau Belitung? Mau usul aja sih, kenapa nggak coba ke Danau Toba. Atau malah udah 'bosan' ke sana? Ayolah, jangan pernah bosan ke Danau Toba. Sekarang makin nyaman loh ke sana. Bandara Internasional Silangit hanya selangkah saja ke Danau Toba. Jadi nggak perlu lagi mendarat di Kualanamu. Langsung joss...

Sebetulnya saya sendiri sangat jarang melancong ke Danau Toba dan sekitarnya. Tapi melintasi pinggiran Danau Toba sudah tak terhitung lagi. Dari sejak belum sekolah hingga terakhir pada tahun lalu. Menyusuri tepian Danau Toba memang menakjubkan dari ketinggian sembari menikmati alunan musik khas Batak yang disetel oleh Pak Supir. Sesekali, pernah juga sih bermain air di tepian Danau Toba, termasuk menyeberang ke Pulau Samosir yang juga dikenal sebagai tempat asal-mula lahirnya orang Batak.

Nah, bagi Anda yang bukan bersuku Batak dan ingin sekali menikmati panorama yang ditawarkan Danau Toba, ada baiknya menyimak tips ini. Dijamin ori loh karena ini langsung dari sumbernya. Soalnya saya sangat paham kalau orang Batak itu identik dengan kasar, keras, dan galak. Sehingga pelancong akhirnya berpikir dua kali saat hendak melancong ke Danau Toba. Ditambah lagi, cerita-cerita pelancong yang mungkin kena 'apes' saat pelesiran ke sana.

Pertama, yang perlu Anda ketahui adalah bahwa orang Batak pada umumnya memang keras dan galak. Tapi cap negatif ini sebetulnya hanya berlaku pada mereka yang belum terlalu mengenali sifat asli orang Batak itu sendiri. Keras yang dimaksud memang sudah dari 'sononya'. Ketika mereka berbicara keras, bukan berarti mereka sedang marah. Memang suaranya sudah disetel begitu sejak orok. Galak? Tidak juga, mereka mayoritas berhati lembut kendati berwajah Rambo. Contohnya saya sendiri. Apa saya pernah galak?

Tahu nggak, orang Batak itu biasanya akan luluh bila cara pendekatannya memang tepat. Maksudnya, Anda harus paham bagaimana cara berkomunikasi yang tepat dengan orang Batak. Sebetulnya ini berlaku umum, bukan hanya kepada orang Batak saja. Antara lain, berbicara sopan dan sedikit senyuman. Namun khusus bagi orang Batak, ada resep lain yang perlu Anda ketahui. Apa itu? Kuasailah sedikit kosakata yang sering diucapkan dalam masyarakat Batak. Tak banyak-banyak, cukup 5 kata saja.

Saya jamin, bila Anda menguasai kosakata ini, travelling Anda bakal menyenangkan. Tanpa gangguan atau sikap iseng dari penduduk setempat. Anda bahkan akan dipersilakan bertamu ke rumah, minum kopi bersama sembari mencicipi penganan kue khas Batak. Terus, satu lagi, diajak bercerita berbagai macam topik, dari budaya, ekonomi, politik, hingga antariksa. Seru nggak tuh! Oh ya, tips ini hanya berlaku kepada pelancong yang bukan bersuku Batak. Bukan kepada orang Batak, masa jeruk makan jeruk. Yuk, langsung aja:

Horas

Horas adalah sapaan umum dalam masyarakat Batak. Horas bisa berarti selamat datang, selamat pagi, sampai jumpa, atau selamat tinggal. Kata ini sangat sakti bila Anda gunakan saat pertama kali menyapa penduduk setempat. Ucapkan saja dengan suara lantang tanpa ragu. Ucapan Horas itu sudah pasti akan dijawab dengan Horas juga. Karena adatnya memang begitu. Nah, saat Anda telah menyapa dengan Horas, penduduk setempat akan merasa langsung 'dekat' dengan Anda. Selanjutnya bisa ditebak, Anda akan dianggap sebagai keluarga sendiri.

Mauliate

Mauliate (Terima kasih) juga penting dikuasai. Saat Anda misalnya sudah diterima dengan baik oleh penduduk setempat, saatnya mengucapkan mauliate. Termasuk ketika sudah selesai berbelanja atau menginap di hotel. Mengucapkan kata terima kasih dalam bahasa Indonesia mungkin terdengar biasa saja. Namun akan berbeda maknanya ketika pelancong non Batak mengucapkan kata mauliate kepada orang Batak.

Lae/Ito/Eda

Lae, Ito, dan Eda merupakan kata selanjutnya yang perlu Anda kuasai. Lae dalam bahasa Jawa berarti Mas sementara Ito adalah Mba. Saat Anda bertemu penduduk yang kira-kira seumuran, panggil saja Lae jika ia laki-laki. Kalau perempuan, panggilah Ito. Jangan lupa, Lae berlaku kepada sesama laki-laki, sementara Ito berlaku untuk panggilan laki-laki ke perempuan atau sebaliknya. Adapun Eda merupakan panggilan antar sesama perempuan. Misalnya begini: "Horas Lae..." maka pasti akan dijawab "Horas" atau "Horas juga Lae". Nah, saat itu ikatan emosional seketika terjalin.

Tulang/Nantulang

Tulang adalah paman atau saudara laki-laki dari pihak ibu/istri. Adapun nantulang merupakan sapaan untuk istri dari Tulang. Lazimnya, ketika Anda memanggil seorang Batak dengan sebutan Tulang, ia pasti akan klarifikasi dulu kenapa harus dipanggil demikian. Ini tak lain lantaran Tulang punya posisi tinggi dalam adat Batak, yakni pihak yang wajib dihormati. Itu sebabnya orang Batak tak ingin sembarang dipanggil Tulang, saking 'beratnya' memegang posisi itu.

Sebagai pihak yang dihormati, ada rasa tanggung jawab besar di baliknya. Kira-kira begitu filosofinya. Sehingga ketika non Batak memanggil Tulang kepada orang Batak, otomatis ada rasa tanggung jawab untuk melindungi. Ini tips penting, jika Anda seorang perempuan dan bertemu seorang laki-laki yang lebih tua dari Anda, sebaiknya langsung panggil saja Tulang. Dijamin hatinya luluh. "Tulang, kurangilah sedikit harganya ya," akan manjur bila Anda sedang menego harga barang atau jasa.

Amangboru/Namboru

Amangboru merupakan kebalikan dari Tulang. Yakni panggilan untuk suami dari saudara perempuan ayah. Sementara Namboru adalah panggilan untuk saudara perempuan ayah alias istri dari Amangboru. Bila Anda seorang laki-laki dan bertemu dengan seorang perempuan yang lebih tua dari Anda, sebaiknya panggil saja Namboru. Jangan Nantulang, karena urusannya pasti panjang seperti diuraikan di atas.

Sebaliknya, jika Anda seorang pelancong pria dan bertemu seorang perempuan lebih tua, panggil saja Namboru. Itu karena dalam adat Batak, seorang Namboru wajib menghormati anak laki-laki dari saudara laki-lakinya. Ingat kan, lirik lagu Sayur Kol? Waktu Namboru Panjaitan mengajak ke rumah. Nah, itu dia. Namboru biasanya 'tak berkutik' bila berhadapan dengan seorang laki-laki yang satu marga dengannya.

Itulah sedikit tips bila Anda hendak melancong ke Danau Toba dan sekitarnya yang mayoritas memang dihuni oleh Batak (Toba). Saya yakin bila Anda menguasai kosakata sakti ini, liburan Anda pasti akan jauh lebih menyenangkan. Serasa di kampung sendiri. Bebas ngopi ke rumah Namboru dan minta tolong kepada Tulang.

Horas....selamat berlibur ke Danau Toba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun