Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agar Lebih Unggul, Alumni Teknik Mesin Brawijaya Siap Balik Kampus

13 Oktober 2019   20:12 Diperbarui: 13 Oktober 2019   22:39 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ali Mundakir, Djarot, Pitojo, dan Miko (Dokpri)

Baru kali ini saya ikut menghadiri reuni alumni Teknik. Ramainya bukan main. Sudah begitu, mayoritas dari mereka adalah kaum Adam alias laki-laki. Bisa dibayangkan kalau enam ratusan laki-laki berkumpul dalam satu ruangan. Dijamin lain daripada yang lain. Di antara para alumni itu, terselip satu-dua 'bidadari', kaum yang lazim menyandang status paling minoritas di jurusan Teknik.

Para lelaki itu kemudian terlibat obrolan santai, tertawa bersama-sama, sembari saling sapa di antara mereka. Hari ini, Minggu, 13 Oktober 2019, memang menjadi hari istimewa bagi alumni Teknik Mesin Universitas Brawijaya (UB). Mereka tengah menghelat Silaturahmi Nasional Ikatan Alumni Teknik Mesin UB yang digelar di Hotel Sahid Jaya, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Suasana Silaturahmi Nasional Alumni Mesin UB (dokpri)
Suasana Silaturahmi Nasional Alumni Mesin UB (dokpri)
Mereka yang datang ke lokasi itu, bukan hanya alumni yang berdomisili di Jabodetabek. Tetapi juga dari Cirebon hingga menghadirkan Dekan Fakultas Teknik Brawijaya dari Malang, Jawa Timur. "Mahasiswa Teknik Mesin mayoritas adalah laki-laki sehingga pendekatannya harus berbeda dari yang lain. Teknik Mesin ini ibarat rumah tangga tanpa istri, maka sentuhannya harus berbeda. Dari 8 jurusan di Teknik UB, Mesin ini paling sulit diatur. Itu sebabnya Wakil Dekan pasti selalu dipilih dari alumni Mesin," kata Dekan Fakultas Teknik UB, Prof Dr Pitojo Tri Juwono, yang tentu saja disambut gelak tawa para alumni.

Namun Profesor Pitojo mengaku sangat bersyukur lantaran alumni Mesin UB ternyata sangat peduli almamaternya. Menurut Profesor Pitojo, dunia kampus saat ini memiliki keleluasaan dalam menyusun kurikulum. Pasalnya, konten kurikulum yang disiapkan pemerintah melalui Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri hanya sebesar 30 persen. Nah, sisanya diserahkan kepada masing-masing kampus.

"Di sinilah pentingnya peran alumni agar lulusan UB khususnya Teknik Mesin menjadi lebih kompeten, unggul, dan siap kerja. Masukan dari alumni akan membuat Teknik Mesin menjadi lebih jelas di mana keunggulannya. Ada link and match antara kampus dan alumni," ujarnya.

Ratusan Alumni Mesin UB tampak berbaur (dokpri)
Ratusan Alumni Mesin UB tampak berbaur (dokpri)
Gayung bersambut, para alumni Mesin UB menyatakan siap 'balik kampus'. "Saya sendiri siap menjadi memberikan kuliah di Mesin UB. Sebagai ahli turbin uap dan pemipaan, saya siap menyumbangkan pikiran dan tenaga saya bagi almamater," sambut Ali Mundakir, angkatan Mesin UB 1986 yang saat ini menjabat Dirut PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Masih ada Wiko Migantoro, alumni Mesin 1987 yang juga siap balik kampus. Wiko, yang saat ini menjabat Direktur Utama PT Pertamina Gas (Pertagas) melihat perlunya keterlibatan alumni untuk mewujudkan lulusan yang betul-betul siap kerja. "Mesin UB harus berkembang sesuai pasar sehingga konsep penyiapan lulusan baru wajib disesuaikan agar lebih siap memasuki dunia kerja," ujar Wiko.

Ir Djarot B Darmadi, MT, Ph.D, Ketua Jurusan Teknik Mesin UB sangat mengapresiasi kepedulian para alumni Mesin UB yang siap 'pulang kampung' ke almamaternya. Djarot yang juga alumni Teknik Mesin 1986 menjelaskan, latar belakang pelibatan alumni Mesin UB sangat penting untuk mencetak lulusan Mesin UB yang siap kerja.

"Nah, cara mudah mewujudkan itu adalah dengan mengajak alumninya untuk berperan serta. Alumni bertugas menggambarkan secara nyata dunia industri ke bangku kuliah. Tak lagi ibarat cerita silat yang sama sekali tak pernah bermain silat karena hanya membaca di buku. Dengan adanya dosen pengajar dari alumni yang berlatarbelakang praktisi, mahasiswa Mesin UB akan lebih banyak dibekali pengetahuan yang memang betul-betul asli, bukan hanya gambaran semata," tandas Djarot.

Diketahui, sederet alumni Mesin UB saat ini banyak mengabdi di perusahaan nasional maupun internasional. Mereka antara lain, Mardianus Pramudyo (Direktur Keuangan PT INKA), Nyoman Awatara (Direktur PT PJB Services), M. Zaenuri (CEO PT Catur Elang Perkasa), Edy Nurhamid (Wadirut PT. Pratiwi Putri Sulung) Kamiludin (Dirut PT Valarbi), Ahmad Hasnan (Dirut PT Pustek Engineering).

Menurut Ari Wijaya, Ketua Ikatan Alumni Teknik Mesin UB, saat ini tercatat 5.300 alumni Mesin UB yang siap berkontribusi bagi almamaternya. "Hanya dalam waktu singkat sudah tercatat 632 alumni yang menghadiri Silaturahmi Nasional ini. Itu membuktikan bahwa alumni Mesin UB sangat solid dan siap memberikan yang terbaik untuk almamaternya," ungkap Ari Wijaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun