Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pilih Mana, Petinggi PLN Potong Gaji atau Mundur Massal?

9 Agustus 2019   16:48 Diperbarui: 9 Agustus 2019   17:10 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Tribunnews)

Omong-omong soal gaji memang sensitif. Tapi apa boleh buat, demi menjaga nama baik, beredar kabar manajemen PLN akan memotong gaji seluruh karyawan guna membayar kompensasi matinya listrik di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah. Itu yang sempat ramai di media massa dan media sosial.

Direksi PLN kemudian membantah cepat. Menyebut kalau isu itu tidak betul. Jangan dipercaya. Direksi masih punya jurus lain yang lebih ampuh, tak perlu memotong gaji karyawan. Oke, mantap kalau begitu. Sebab bagaimanapun, karyawan PLN sebagian besar hanya digaji pada umumnya. Tak besar-besar amat, walau tak kecil juga sih.

Tapi kalau kita menelisik lebih dalam, berapa sih gaji direksi PLN saat ini? Jangan kaget, angkanya mencapai ratusan juta per bulan. Sebagai BUMN dengan aset paling raksasa saat ini, perusahaan setrum ini dipastikan mengguyur direksi maupun komisaris dengan honor fantastis.

Jadi kalaupun ada opsi potong gaji, sebaiknya yang dipotong adalah gaji direksi dan komisaris saja. Mungkin termasuk juga petinggi lain selevel general manager (GM) serta manager. Bila dipotong 20 juta saja untuk setiap direksi dan komisaris, totalnya sudah mencapai ratusan juta. Itu belum termasuk dari GM dan manager area.

Maka bisa disimpulkan, tanpa pemotongan gaji karyawan sekalipun, PLN sudah bisa mencicil kompensasi yang bakal diterima konsumen. Memang sih, butuh waktu lebih lama hingga lunas. Tetapi itu lebih baik ketimbang harus mengorbankan para karyawan yang gajinya tak seberapa itu.

Masih ada opsi kedua, yang tampaknya lebih sulit dilakukan. Yakni, ramak-ramai mengundurkan diri dari jabatan direksi. Mau? Jika ini dilakukan maka otomatis kewajiban potong gaji menjadi tidak berlaku. Selain, menunjukkan sikap jantan akibat gagal mengemban tanggung jawab.

Walau terdengar sulit dan rasanya mustahil, opsi mundur bagi para petinggi PLN akan menjadi pembelajaran penting bagi pejabat publik lainnya. Bahwa ketika gagal menjalankan tugas, dengan rela meletakkan jabatannya. Tak peduli meski harus kehilangan pendapatan ratusan juta rupiah per bulan.

Sekarang tinggal pilih, mau potong gaji petinggi atau mundur ramai-ramai?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun