Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indahnya Operasi Senyap Luhut Panjaitan

3 Agustus 2019   01:51 Diperbarui: 3 Agustus 2019   07:52 3166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luhut di Yayasan Del (Facebook/LBP)

Sengaja judulnya kutulis agak gimana gitu. Menyisipkan "operasi senyap", istilah yang identik militer namun belakangan juga sering dipinjam politisi. Terdengar enak memang, seolah ada sensasi tersendiri di balik dua kata itu. Terutama saat terjadi deal-deal politik yang tak disangka, semisal bertemunya Jokowi-Prabowo. Konon, itu hasil "operasi senyap" Jenderal BG.

Karena terdengar keren mengarah bombastis itulah, saya juga tertarik meminjamnya. Tapi kali ini bukan ingin membahas politik atau soal militer. Namun tetap menyasar ke sosok fenomenal di jagad politik nasional: Luhut "Buldoser" Panjaitan alias LBP.

Terus terang, saya salut sama Luhut. Bukan karena ia sedang berada di ring 1 Jokowi. Tidak sama sekali. Saya kagum kepada LBP lantaran visinya yang amat keren. Apa itu? Singkatnya begini: dalam 10 hingga 20 tahun mendatang, orang Tapanuli (mayoritas Batak Toba) akan tampil sebagai jagoan IT berskala nasional bahkan internasional.

Loh kok bisa? Sangat mungkin terjadi. Kabar baik itu akan datang dari Yayasan Del, yang didirikan Luhut sejak 2001 lalu. Lokasinya di Desa Sitoluama, Kecamatan Laguboti, Tobasa, Sumut. Berada di tepian Danau Toba, atau tepat di kampung halaman Luhut sendiri.

Saya masih ingat, kami ditawari masuk Politeknik Del, saat duduk di kelas 3 SMAN 1 Habinsaran, Tobasa. Saat itu, Del baru berdiri dan belum pernah menerima mahasiswa baru. Seingatku, hanya 1 orang teman yang mau ke sana. Sisanya memilih ke Medan atau Jakarta. "Masa sih ke Laguboti, dekat kali kau merantau?"

Memang, jarak Politeknik Del ke Habinsaran cukup dekat, sejam perjalanan mobil. Kurang cocok dengan karakter Batak yang doyan berdiaspora, bila perlu sampai ujung dunia.

Ternyata oh ternyata, LBP sangat tepat mengenai sasaran. Yayasan Del yang awal dibuka hanya membuka Politeknik kini berubah total. Menjadi Institut Del plus SMA Unggulan Del. Jangan tanya soal mutunya, dijamin oke punya. Pengajarnya kelas wahid, yang terbaik di bidangnya. Murid dan mahasiswa yang berhak masuk ke sana adalah pilihan dengan seleksi sangat ketat.

Luhut Panjaitan bersama civitas akademika dan wisudawan Del berfoto bersama (Facebook/LBP)
Luhut Panjaitan bersama civitas akademika dan wisudawan Del berfoto bersama (Facebook/LBP)

Lulusan Del sudah terbukti banyak diterima bekerja di perusahaan berbasis teknologi. Sebagian, lulusan SMA Del, diterima di perguruan tinggi negeri ternama seperti ITB, ITS, UI, UGM, dan di Akademi Militer serta Akademi Kepolisian. Nah, sekarang ini, dengan berdirinya Institut Del, lulusan SMA Del juga banyak melanjutkan studi di almamater yang sama.

Maka saya yakin tak lama lagi akan muncul nama-nama baru yang tersohor di bidang IT. Mereka adalah alumnus Del, sekolah dan kampus yang dirintis Luhut 18 tahun lalu. Bayangkan, 18 tahun lalu, teknologi khususnya IT yang berkaitan dengan komputer dan internet, masih terasa asing. Khususnya bagi kami yang tinggal di pedalaman.

Di situlah letak "operasi senyap" yang dijalankan LBP. Dia sudah paham bahwa masa depan adalah dunia yang penuh dengan IT, di saat banyak orang masih buta soal teknologi. Indah sekali operasi senyap Luhut Panjaitan.

Salut untuk beliau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun