Ujian sedang melanda Presiden Jokowi. Kali ini ujiannya amat berat, rumit, kompleks, dan kata sepadan lainnya. Pertaruhannya adalah soal keamanan dan keselamatan warga Indonesia khususnya Jakarta.
Jokowi sebetulnya sudah sangat sabar, bahkan jauh sebelum meletusnya kericuhan hari ini. Ia kerap difitnah aneh-aneh, dituding banyak isu tak sedap. Nyatanya, Jokowi tetap tegar, menebar senyum ke setiap rakyat yang ditemuinya.
Namun menjelang masa pencoblosan Pemilu, Jokowi mulai menunjukkan sikap. Kesabarannya menipis, walau sebisa mungkin direm agar tak kebablasan. Kan nggak lucu tokoh bangsa justru marah-marah di depan umum, apalagi sampai harus lempar handphone atau gebrak meja. Malu. Nggak etis.
Ketimbang memalukan, Jokowi memilih kalimat dan sikap elegan untuk menunjukkan ketegasannya. Lalu muncullah imbauan dari Jokowi agar pihak yang tidak puas dengan hasil Pemilu, sebaiknya menempuh jalur konstitusional. "Semua saluran dan lembaganya, jelas." Begitu penggalan pernyataan Jokowi.
Ucapan Jokowi tersebut untuk selevel Presiden sudah tergolong keras. Walaupun kalimatnya normatif, tetapi ada pesan yang tersirat di sana. Bahwa siapapun yang mencoba-coba menempuh saluran lain, tindakan tegas pasti menanti.
Hari ini, kesabaran Jokowi pun diuji kembali. Sebagai Presiden dan Panglima Tertinggi TNI-Polri, Jokowi berhak memerintahkan apapun. Termasuk menangkap tokoh-tokoh yang dinilai ikut menjadi dalang aksi kerusuhan. Tak sulit mengeksekusi itu.
Beruntung, Jokowi masih terus bersabar. Tak ingin gegabah mengambil keputusan. Apalagi ini menyangkut keselamatan rakyatnya sendiri. Jadi salah kalau ada pihak yang menuding Jokowi takut kehilangan kekuasaan lalu menakut-nakuti rakyatnya sendiri.
Semoga saja kesabaran Presiden Jokowi tidak segera habis. Karena akan banyak pihak yang bakal menyesal, nanti. Tetaplah sabar, Pak Jokowi.