Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menteri Susi, Berprestasi Tapi "Ditenggelamkan" di Periode Kedua

9 Mei 2019   11:50 Diperbarui: 9 Mei 2019   11:57 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Susi (Tribunnews)

Rasanya semua setuju kalau Menteri KKP Susi Pudjiastuti adalah salah seorang menteri Jokowi yang berprestasi. Walau hanya lulusan SMP, visi Susi soal kelautan dan perikanan layak diacungi jempol.

Namun visi saja tidak cukup tanpa eksekusi. Di situlah keunggulan Susi. Dia berani mewujudkan visi yang diyakininya. Istilah "tenggelamkan" pun menjadi miliknya. Dia tidak peduli, kapal asing pencuri ikan Indonesia pasti ditindak tegas. Terbaru, 13 kapal milik Vietnam tanpa ampun ditenggelamkan Susi.

Aksi menakjubkan Susi itu bukan tanpa halangan. Ia banyak bersinggungan dengan pihak-pihak yang merasa terusik. Faktanya, Susi lanjut terus. Tetapi sekuat-kuatnya Susi, ia tetap punya kelemahan. Apa itu?

Tak lain karena menteri adalah jabatan politis yang tak hanya memerlukan keberanian belaka, tetapi juga harus punya "cantolan" politik. Di sinilah kelemahannya, sebab Susi bukan kader parpol manapun. Ia profesional murni.

Apalagi kita tahu, dalam beberapa kesempatan, Susi kerap berseberangan dengan Menko Kemaritiman Luhut "Buldoser" Panjaitan. Antara lain, soal penenggelaman kapal asing, dan terkini soal pembentukan Satgas 115 yang konon bakal dibubarkan Luhut.

Hubungan Susi-Luhut yang kurang harmonis inilah menjadi batu sandungan untuk berlanjut ke periode kedua. Di pihak lain, hubungan Jokowi-Luhut semua sudah tahu seperti apa. 

Sehingga peluang Susi untuk kembali ke kabinet Jokowi dipastikan tertutup alias "ditenggelamkan". Tentu dengan asumsi bahwa Jokowi akan kembali dilantik pada 20 Oktober 2019 nanti.

Jokowi, yang kendati memegang hak prerogatif dalam memilih pembantu kabinetnya, sudah pasti mempertimbangkan banyak hal. Dalam hal Luhut-Susi, Jokowi secara politik akan lebih condong ke Luhut, bukan ke Susi.

Luhut yang dikenal sebagai menteri segala urusan mempunyai kelebihan yang tak dimiliki Susi. Jadi sangat wajar apabila Susi tak lagi dipilih di periode kedua nanti. Soal tak lagi terpilih, saya yakin Menteri Susi dapat memahaminya dengan sangat baik.

Begitulah kira-kira.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun