Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Makna di Balik Nopol Cantik Mobil AHY

2 Mei 2019   18:34 Diperbarui: 2 Mei 2019   18:35 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil AHY (Kompas.com)

Bertarung di Pemilu 2024 sudah pasti masuk jadi agenda politik AHY. Mungkin Wapres atau sekalian Presiden. Target itu tentu tak berlebihan. Karena kendaraan politiknya sudah ada: Partai Demokrat yang didirikan ayahnya sendiri, SBY.

Arah politik itu semakin nyata ketika SBY mengangkat AHY sebagai Komandan Kogasma Partai Demokrat. Jabatan baru yang sengaja dibuat SBY. Kelak, jabatan Ketua Umum Demokrat yang saat ini masih dipegang SBY, dipastikan akan jatuh ke tangan AHY.

Dalam kaitan itulah, AHY yang mengaku dipanggil Presiden Jokowi ke Istana, mulai menunjukkan tanda-tanda siap bertarung di Pemilu lima tahun mendatang.

Dilansir berbagai media massa, Kamis (2/5/2019), AHY menaiki mobil bernomor polisi cantik yakni B 2024 AHY. Nomor polisi itu boleh dikatakan sebagai simbol mantapnya persiapan AHY. Sebab nomor 2024 merujuk ke Pemilu berikutnya.

Namun kedatangan AHY ke Istana dengan nopol cantik itu juga bisa ditafsirkan sebagai kode keras bahwa Demokrat sebentar lagi akan meninggalkan kubu capres Prabowo Subianto.

Manuver hengkang dari koalisi Prabowo memang sangat logis ditempuh Demokrat. Dalam rangka persiapan lima tahun ke depan, AHY akan sangat beruntung bila bergabung dengan koalisi pemerintah. Itu merupakan kesempatan AHY untuk memoles citranya sebaik mungkin.

Terlebih lagi, Pemilu 2024 akan kembali ke titik nol, di mana peserta capres tidak ada lagi yang berstatus petahana. AHY akan lebih leluasa membangun kekuatan tanpa harus bersaing lagi dengan Jokowi.

Di saat sama, Jokowi tak lagi punya beban bakal tersaingi dengan bergabungnya AHY. Bagaimanapun, sokongan politik Demokrat di parlemen, akan semakin mengokohkan periode kedua Jokowi.

Maka hampir bisa dipastikan, Demokrat tinggal menanti waktu yang pas saja meninggalkan Prabowo. Mungkin, sikap resmi Demokrat akan diumumkan setelah KPU mengumumkan hasil Pemilu pada 22 Mei 2019 nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun