Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa Jokowi Menang Telak di Tanah Batak?

2 Mei 2019   00:04 Diperbarui: 2 Mei 2019   02:09 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dalam kunjungan ke Tapanuli Utara (Kompas.com)

Menang telak. Itu fakta. Di atas 90 persen. Tertinggi di Indonesia. Ya, bukan sedang mengarang indah, tetapi memang kenyataan, bahwa Jokowi menang telak di Tanah Batak. Sama seperti Pilpres 2014 lalu, Jokowi kembali digdaya di wilayah Danau Toba dan sekitarnya.

Tanah Batak yang dimaksud di sini meliputi wilayah Tapanuli, yang mayoritas penduduknya adalah Batak-Kristen. Antara lain, Kabupaten Tapanuli Utara, Humbahas, Tobasa, Samosir, plus Kota Pematangsiantar, daerah yang juga banyak dihuni orang Batak.

Di Tapanuli, Jokowi sebetulnya tidak perlu kampanye. Dijamin tetap dicoblos ramai-ramai. Sebaliknya, Prabowo percuma saja datang ke sana, karena tidak ada gunanya. Itu sebabnya Prabowo dalam masa kampanye Pemilu tidak sampai ke Tapanuli, hanya sampai Medan saja.

Lalu kenapa sih orang Batak suka sekali terhadap sosok Jokowi? Jangan mengira itu terjadi karena faktor Luhut Panjaitan. Sama sekali tidak ada kaitannya. Tanpa Luhut sekalipun, masyarakat Batak tetap cinta Jokowi. Memang sudah begitu mungkin adanya.

Namun berdasarkan pengamatan pribadi sebagai putera Batak, tampaknya ada alasan khusus kenapa Jokowi dicintai masyarakat Batak. Bukan saja masyarakat Batak yang menetap di kampung halaman Tapanuli, juga termasuk yang di rantau.

Begini. Orang Batak pada umumnya cenderung menyukai sosok pemimpin yang sederhana dan polos. Kontras memang dengan karakter Batak itu sendiri yang umumnya keras dan tanpa tedeng aling-aling. Tetapi justru di situ letak rahasianya.

Penjelasannya memang cukup sulit, selain ada fakta lain yang bisa menguatkan pengamatan tersebut. Yakni kecintaan masyarakat Batak kepada sosok sejenis Jokowi yakni Bung Karno dan Gus Dur. Kedua sosok ini bisa dikatakan sama kuatnya dengan Jokowi. Sama-sama dianggap mengayomi walau dengan gaya khas masing-masing.

Ketika Jokowi tampil dengan kesederhanaannya yang terlihat nyata sejak memimpin DKI Jakarta, saat itulah masyarakat Batak langsung jatuh hati. Jokowi dianggap tepat sebagai pengayom lantaran sikapnya yang selalu dekat dengan rakyat.

Sehingga ketika ada putera Batak seperti Ferdinand Hutahaean yang malah mendukung Prabowo Subianto, ia langsung dicap "berdosa". Walaupun sama sekali pilihan Ferdinand adalah hak politik yang tak bisa diganggu gugat. Namun demikianlah faktanya, Ferdinand tetap saja dianggap keluar dari rel.

Ke depan, setelah periode Jokowi selesai, masyarakat Batak sepertinya belum menemukan suksesor baru. Bila tidak ada yang mampu menandingi kesederhanaan Jokowi, pembuktiannya akan terjawab pada Pemilu 2024 nanti. Saat capres 2024 tak lagi menang mutlak di Tanah Batak.

Horas...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun