Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bertemu Luhut, Prabowo Buktikan Seorang Patriot Sejati

22 April 2019   11:47 Diperbarui: 22 April 2019   11:59 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Capres 02 Prabowo Subianto memang dalam posisi serba salah. Bila menerima utusan Jokowi yakni Luhut Panjaitan, secara tidak langsung malah menggerus semangat para pendukungnya yang sudah terlanjur mempercayai kemenangan Prabowo-Sandi.

Namun bila terus menolak Luhut, bukan berarti Prabowo juga otomatis akan memperoleh kemenangan. Sebab, penghitungan suara masih terus dilakukan oleh KPU hingga saat ini, yang sejauh ini masih menempatkan Jokowi sebagai pemenang.

Juru bicara capres 02, Dahnil Simanjuntak seperti dilansir media massa, Minggu (21/4/2019), menyebut bahwa Prabowo masih ingin fokus mengawal penghitungan suara sehingga merasa belum perlu bertemu dengan Luhut.

Ucapan Dahnil inilah yang bisa disebut sebagai cara untuk menjaga semangat para pendukungnya. Jangan sampai pertemuan Luhut-Prabowo malah ditafsirkan oleh para pendukung sebagai pengakuan kekalahan capres 02.

Padahal sebelumnya, Sabtu (20/4/2019), Direktur Media dan Komunikasi BPN, Hashim Djojohadikusumo mengatakan Jokowi akan mengirim Luhut untuk bertemu dengan Prabowo. Tetapi, pertemuan itu ternyata hingga kini belum terjadi. Dari sinilah terlihat bahwa Prabowo sebetulnya ragu-ragu, apakah harus menerima atau menolak kedatangan Luhut.

Keragu-raguan Prabowo tersebut memang sangat masuk akal bila dikaitkan dengan alasan menjaga semangat pendukung. Pertemuan Luhut-Prabowo, apapun hasil pertemuan itu, akan cenderung dimaknai sebagai pengakuan kekalahan Prabowo atas Jokowi.

Di sisi lain, rekonsiliasi Prabowo-Jokowi sebetulnya harus secepatnya dilakukan guna menghindari adanya gesekan di antara kedua kubu pendukung. Terlebih, kubu Prabowo telah merencanakan gerakan massa (people power) karena merasa adanya kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu.

Kedua alasan itulah yang menyebabkan Prabowo ragu menerima utusan Jokowi. Dengan kata lain, posisi Prabowo sebetulnya dalam posisi dilematis. Jika bersedia, ia akan dicap mengakui kekalahan. Tetapi jika menolak, gerakan people power yang direncanakan juga berpotensi menimbulkan kericuhan politik yang lebih luas lagi.

Tetapi jika dinilai dari sudut pandang keutuhan bangsa, pertemuan Luhut-Prabowo pada dasarnya sangat efektif untuk mengakhiri konflik politik yang telah berkepanjangan saat ini. Prabowo sudah waktunya menunjukkan dirinya sebagai patriot sejati.

Bersediakah Prabowo?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun