Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Buru-buru, Perusak Bendera Demokrat Belum Tentu PDIP

16 Desember 2018   11:57 Diperbarui: 16 Desember 2018   12:20 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Twitter/Andi Arief

Insiden perusakan atribut kampanye Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau perlu dicermati dengan ekstra hati-hati. Jangan sampai peristiwa itu memang sengaja diciptakan pihak tertentu agar hubungan politik Demokrat-PDIP menjadi memanas. Pasalnya, momen kedatangan Ketum Demokrat SBY yang memang telah dijadwalkan berkunjung ke Pekanbaru, juga bersamaan dengan kunjungan Presiden Jokowi. Ada apa di balik itu semua?

Diketahui bersama, SBY sangat geram akibat perusakan itu. Ia tidak terima bendera partainya dirusak oleh oknum tidak bertanggungjawab. Saking marahnya, SBY menaruh curiga bahwa aktor di balik perusakan itu tak lain adalah penguasa. Padahal, SBYmerasa tidak sedang 'berperang' dengan Jokowi, tetapi kok malah diserang? Bahkan akibat serangan itu, SBY mengisyaratkan akan terjun total mendukung Prabowo.

Gayung bersambut, tudingan SBY kemudian dibalas pedas oleh PDIP. Ketimbang menciptakan opini negatif di masyarakat, PDIP mengimbau agar SBY melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Akan tetapi, menurut politisi Demokrat Andi Arief lewat Twiter pribadinya, @AndiArief_, Sabtu (15/12/2018), perusak atribut Demokrat yang telah ditangkap polisi berjumlah 35 orang yang dibagi dalam 5 kelompok, satu regu 7 orang. Mereka dibayar 150 ribu/orang. Yang menyedihkan, pemberi order dari partai berkuasa.

Pengakuan para terduga perusak bendera inilah yang perlu didalami terlebih dahulu. Apakah betul mereka suruhan PDIP atau jangan-jangan ada pihak tertentu yang ingin mengadu-domba PDIP dan Demokrat. Hal ini sangat penting agar Demokrat maupun PDIP khususnya Jokowi sebagai capres petahana tidak dirugikan oleh peristiwa yang berpotensi melebar itu.

Lalu siapa dalang sesungguhnya di balik perusakan atribut kampanye itu? Inilah yang perlu dicermati secara objektif.

Setidaknya terdapat empat kemungkinan. Pertama, PDIP. Peluang ini terbuka mengingat kedatangan SBY dan Jokowi yang bersamaan. Sehingga kader PDIP mungkin saja ingin memberikan 'pelayanan' bahwa Pekanbaru seratus persen untuk Jokowi. Dugaan inilah yang paling banyak dipercayai awam termasuk Demokrat sendiri.

Kedua, Demokrat. Meski menjadi korban, tetapi kemungkinan bahwa pelaku perusakan bendera justru dilakukan oleh suruhan Demokrat. Tujuannya untuk memberikan kesan bahwa PDIP dan Jokowi adalah penguasa yang otoriter, dan tidak bisa menerima perbedaan. Diketahui, Demokrat merupakan salah satu parpol pendukung Prabowo-Sandi, meski dukungan itu hingga kini belum seratus persen. Demokrat masih setengah-setengah mendukung Prabowo.

Ketiga, kubu Prabowo. Kemungkinan ini juga terbuka lebar mengingat dukungan Demokrat kepada Prabowo yang belum total. Dengan membuat skenario perusakan itu, diharapkan SBY akan berubah pikiran sehingga total mendukung Prabowo. Sejauh ini, skenario ini masih berjalan mulus. Demokrat mempercayai bahwa pelaku perusakan adalah orang suruhan PDIP.

Keempat, pihak lain yang hanya ingin menciptakan kegaduhan. Pihak yang hanya mencari kegaduhan politik ini juga masuk akal. Bisa jadi, ada pihak tertentu yang tidak menginginkan Pilpres 2019 berjalan dengan damai dan aman. Lalu diciptakanlah kegaduhan yang tujuannya mengadu domba elit politik dan mengacaukan kegiatan Pemilu.

Itulah empat kemungkinan dalang di balik perusakan bendera Demokrat itu. Sekarang giliran polisi untuk mengusut tuntas siapa sebenarnya yang ingin menciptakan kegaduhan politik di negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun