Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Luhut Panjaitan, Putra Batak Paling Peduli Kampung Halaman

7 Juni 2018   00:53 Diperbarui: 7 Juni 2018   12:35 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Facebook/Luhut Binsar Pandjaitan

Luhut Binsar Panjaitan atau biasa disingkat LBP atau Luhut, rasanya tidak berlebihan bila dianugerahkan predikat "Putera Batak Paling Peduli Kampung Halaman". Tunggu dulu, bukan karena Luhut saat ini sedang dekat dengan kekuasaan sehingga ia berhak menyandang gelar terhormat itu. 

Jauh sebelum berada di lingkaran inti pemerintahan Jokowi-JK, LBP telah membuktikan kepedulian luar biasa terhadap kampung halamannya. Tidak saja kampung tempat dia dilahirkan, tetapi mencakup seluruh Tanah Batak.

Kiprah kepedulian Luhut terhadap kampung halamannya dimulai sejak tahun 2000 lalu dengan mendirikan Institut DEL di Laguboti, Tobasa. Sektor pendidikan memang selalu menjadi andalan para perantau Batak, yang diyakini teguh sebagai jalan satu-satunya menuju kesejahteraan. Tanpa pendidikan mumpuni, mustahil orang Batak mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional. Itu keyakinan yang terus dipegang teguh sejak dahulu hingga masa kini oleh masyarakat Batak.

Tetapi LBP rupanya menginginkan lebih. Institut DEL yang kemudian diikuti SMA DEL belum cukup bagi Luhut. Sasaran berikutnya adalah sektor ekonomi dan bisnis. Maka pesona Danau Toba yang sejak lama mati-suri dibangunkan Luhut lewat terobosan pariwisata.

Jika selama ini pengelolaan Danau Toba disebut mandeg lantaran kurang kompaknya 7 kabupaten pemilik Danau Toba, Luhut seperti tak percaya. Jurus "buldoser" LBP siap mengubur seluruh sifat ego masing-masing Pemda tersebut.

Jauhnya jarak antara bandara terdekat di Medan ke Danau Toba yang harus ditempuh lewat darat selama 6 jam, sebetulnya sudah sering dijadikan alasan klasik kenapa pariwisata Danau Toba sulit bergeliat. Walau klasik, pemerintah seperti menutup mata hingga pengoperasian bandara Silangit di Siborongborong di Kabupaten Tapanuli Utara menjadi kurang optimal. Padahal, bandara Silangit tergolong sebagai gerbang utama menuju Danau Toba.

Secepat kilat, Luhut atas restu Presiden Jokowi kemudian "membuldoser" Silangit hingga pada akhirnya diresmikan Jokowi tahun lalu sebagai bandara bertaraf internasional, yang mampu menampung pesawat terbang berbadan lebar. 

LBP beberapa kali mengecek langsung perkembangan bandara Silangit yang sebelumnya hanya berstatus bandara kecil. Penerbangan rute Jakarta-Silangit, Batam-Silangit, bahkan Medan-Silangit akhirnya menghiasi langit di atas Danau Toba. Kurang dari sejam, Danau Toba akan terhampar indah setelah wisatawan mendarat di Silangit.

Selesai dari Silangit di Tapanuli Utara, LBP selanjutnya bergeser ke bandara Sibisa di Kabupaten Tobasa. Sama seperti Silangit, bandara Sibisa selama ini dikenal sebagai bandara perintis yang nasibnya seperti hidup segan mati tak mau. Uniknya, jarak antara Silangit-Sibisa hanya sekitar 70 kilometer yang bisa dijangkau lewat perjalanan darat kurang lebih 1,5 jam saja. Sekilas, pembangunan bandara Sibisa seperti kurang efisien lantaran terlalu dekat dengan Silangit yang telah beroperasi penuh.

Akan tetapi, Luhut memandangnya sebagai bentuk "memanjakan" wisatawan. Ini karena dekatnya jarak antara Sibisa ke Danau Toba, bahkan bisa ditempuh dengan hanya berjalan kaki saja. Nantinya, wisatawan akan diberikan dua pilihan. Mau melancong ke Danau Toba di sekitar Silangit atau pelesiran ke Danau Toba di kawasan Sibisa. Keduanya menawarkan pemandangan indah Danau Toba.

Kini, pengerjaan bandara Sibisa tengah dikebut. Persoalan lahan yang selama ini dituding sebagai biang kerok lambannya pengembangan bandara tersebut, juga telah diselesaikan oleh Kementerian LHK yang kebetulan berada di bawah koordinasi Luhut sebagai Menko Kemaritiman. Seperti Silangit, Sibisa nantinya akan disulap menjadi bandara dengan landasan pacu 2.400 meter hingga 2.500 meter. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun