Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mirip Sepak Bola Italia, Jenderal Gatot Bermain Politik ala "Catenaccio"

9 Mei 2018   02:28 Diperbarui: 9 Mei 2018   03:21 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gatot Nurmantyo (Kompas.com)

Sayang seribu sayang, Piala Dunia 2018 yang sebentar lagi bakal menghibur pecinta bola sejagad raya harus bergulir tanpa kehadiran Timnas Italia. Pun Belanda, mengalami nasib sama dengan negeri pizza itu. Keduanya terdepak dari kualifikasi hingga berubah kabar buruk bagi mereka fans Italia dan Belanda. Tetapi absennya kedua negara itu justru menjadi kabar baik bagi saya. Setidaknya, Jerman yang menjadi favorit akan jauh lebih mulus menggondol trofi Piala Dunia secara berturut-turut. Hehehe.

Berbicara soal gaya permainan, semua sepakat kedua negara itu memiliki perbedaan mencolok. Italia lebih suka bermain aman di pertahanan sementara Belanda suka menggempur walau harus meninggalkan lini belakang. Italia dikenal dengan gaya Catenaccio sedangkan Belanda dijuluki tim Total Football.

Berbeda dengan Jerman, yang sepertinya menggabungkan gaya Italia-Belanda, dikenal dengan mesin diesel-nya. Lambat memanas tetapi begitu sudah panas, awas kena terabas. Der Panzer lebih tepatnya, meniru laju sebuah kendaraan tempur panser yang meski lambat tetapi mematikan.

Nah, dari tiga gaya sepakbola itu, rasanya mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo lebih suka dengan permainan Catenaccio ala Italia. Bermain aman di sektor pertahanan dan menunggu waktu tepat untuk melakukan serangan balik, yang syukur-syukur membuahkan gol. Lihat saja, Gatot selalu memainkan politik aman, mau ke kiri dan mau pula ke kanan. Tidak memihak kubu Jokowi tetapi tidak juga memusuhi kubu Prabowo.

Gaya politik catenaccio ini sekaligus memberikan warna baru dalam bursa capres-cawapres yang terus menghangat belakangan ini. Bahwa Gatot tidak terlalu menunjukkan ambisinya menjadi capres walau tidak menolak apabila ada parpol yang siap mengusungnya. "Jika republik memanggil, saya siap untuk berbakti kepada bangsa dan negara," begitulah ucapan yang sering dilontarkan Gatot dalam berbagai kesempatan.

Ucapan normatif seperti itu memang sangat masuk akal mengingat sejauh ini Gatot masih belum mempunyai kendaraan politik yang pasti. Masing-masing parpol masih tampak asyik mengutak-atik paket capres-cawapres yang selalu saja menempatkan nama Gatot di dalamnya. Namun lagi-lagi, Gatot belum dapat tiket capres secara resmi.

Karena belum ada parpol yang merestui, Gatot pun masih terus melakukan penjajakan politik termasuk kedatangannya menemui Zulkifli Hasan di Kompleks MPR, Jakarta, Selasa (8/5). Sedangkan PAN melalui Amien Rais sudah memastikan tidak akan mendukung kubu Jokowi. PAN lebih cenderung mendukung Prabowo bersama dengan PKS sebagai tandemnya. Itu artinya, peluang yang tersedia hanyalah posisi cawapres jika Gatot akhirnya dipinang oleh PAN.

Masih ada peluang kedua yakni apabila Demokrat, PAN, dan PKB akhirnya sepakat membentuk poros ketiga. Dengan formulasi seperti ini, peluang mendapat tiket capres bagi Gatot sedikit terbuka lebar mengingat Demokrat belum memiliki kader yang dianggap mumpuni sebagai capres. Adapun AHY, putera mahkota SBY diprediksi baru akan terjun total pada Pilpres berikutnya atau 2024 mendatang. Namun lagi-lagi, peluang ini masih dengan catatan apabila Cak Imin akhirnya gagal meyakinkan Jokowi sebagai cawapresnya.

Kondisi ini pun memaksa Gatot untuk bermain aman sehingga harus rela menempatkan diri pada posisi yang kiri-kanan oke. Termasuk misalnya jika Jokowi pada sebelum pendaftaran capres-cawapres pada 10 Agustus 2018 memutuskan Gatot sebagai cawapresnya. Seperti dikatakan Gatot, politik saat ini masih cair dan belum final. Segala kemungkinan masih ada dan belum tertutup rapat.

Bisa jadi, menjelang injury time pendaftaran capres-cawapres pada 10 Agustus 2018 nanti, permainan catenaccio ala Gatot malah berbuah gol. Dia akhirya diusung sebagai capres atau setidaknya dipasangkan sebagai cawapres. Siapa yang tahu? Jangan-jangan, Jenderal Gatot juga fans Timnas Italia, ya. Ada yang tahu?

Sebagian artikel sudah ditayangkan di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun