Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Indonesia Buka Visa Turis Israel, Media Haaretz Dapat Informasi dari Mana?

5 Mei 2018   15:00 Diperbarui: 5 Mei 2018   15:08 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Haaretz.com

Diam-diam, warga Israel ternyata kepincut juga dengan keindahan panorama Indonesia. Cuma sayangnya, mereka selama ini hanya bisa menikmati keindahan berbagai tempat wisata di Tanah Air melalui tayangan dalam film saja. Itu tak lain lantaran hubungan diplomatik antara Indonesia-Israel hingga kini belum ada. Soal ini, semua agaknya sudah paham kenapa itu bisa terjadi.

Entah karena pesona Indonesia yang memukau itu, media ternama Israel, Haaretz tiba-tiba saja menurunkan berita cukup sensitif. Disebutkan, Indonesia telah menyetujui pemberian visa turis bagi warga negara Israel yang ingin berwisata ke Indonesia. Haaretz melansir berita itu pada Kamis (3/5/2018) dengan judul "Indonesia, World's Largest Muslim Country, to Issue Tourism Visas to Israelis".  Tak lupa, Haaretz melengkapi berita itu dengan sebuah foto keindahan candi yang terdapat di Bali. (Selengkapnya baca di SINI)

Anehnya, dalam seluruh badan berita tidak ditemukan pernyataan dari pihak berwenang baik dari pemerintah Israel maupun Indonesia. Padahal lazimnya sebuah berita, pernyataan dari pihak berwenang ataupun pihak yang disembunyikan identitasnya haruslah dipenuhi. Hal ini penting guna menjaga orisinalitas dan kevalidan sebuah informasi yang disajikan. Media sekelas Haaretz tentu saja sudah sangat memahami kode etik semacam itu.

Namun kenyataannya, isi berita itu hanya menjelaskan bahwa warga negara Israel per Selasa, 1 Mei 2018, sudah boleh mengajukan visa turis ke Indonesia. Dengan kata lain, keindahan alam Indonesia yang selama ini hanya bisa disaksikan lewat layar kaca kini bisa dinikmati secara langsung.

Disebutkan juga, akibat belum adanya hubungan diplomatik, selama ini kunjungan warga negara Israel ke Indonesia hanya terbatas pada kunjungan bisnis saja. Itu pun harus dibayar mahal yakni sebesar 800 dolar AS dan membutuhkan proses dan waktu yang sangat rumit. Dengan klaim dibukanya visa turis Israel itu sejak bulan lalu, kini cukup membayar 170 dolar AS saja dengan waktu pengurusan selama 30 hari. Bila sudah disetujui, visa turis itu bisa diambil di Kedutaan Besar RI di Singapura.

Sontak, berita itu menghebohkan jagad Tanah Air. Pejabat pemerintah dibuat sibuk untuk mencari kebenaran informasi itu.Dilansir berbagai media massa Tanah Air, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membantah dengan tegas pemberitaan soal visa turis Israel itu. Menlu Retno mengaku sudah melakukan kontak dengan pejabat pemerintah lainnya seperti Menkumham Yasonna Laoly dan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Hasilnya, nihil.

Jika sudah dipastikan hoaks, lantas apa sebenarnya motif Haaretz menurunkan berita provokatif semacam itu? Dari manakah informasi itu diperoleh Haaretz? Jawabannya tentu harus digali oleh Menlu sebagai perwakilan pemerintah Indonesia untuk urusan luar negeri. Misalnya dengan mengirimkan surat klarifikasi alias hak jawab kepada media Haaretz. Upaya ini sangat penting dilakukan Menlu guna menghindari persepsi negatif dan liar terhadap pemerintahan Jokowi.

Sebagian materi tulisan ditayangkan juga di SINI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun