PKS mencoba bangkit setelah jagoannya di Pilgub Jateng, Sudirman Said keseleo lidah saat menjawab "nanti saja" ketika ditanyakan apakah Prabowo atau Jokowi dalam sebuah debat kandidat di stasiun televisi swasta pekan lalu. Jawaban mengambang Sudirman itu ibarat pukulan telak KO bagi koalisi Gerindra, PKS, dan PAN yang selama ini dikenal kompak mengusung capres Prabowo Subianto.
Sudirman yang sebetulnya didorong Gerindra malah terlihat ragu apakah akan mendukung Prabowo atau Jokowi. Berbeda dengan Ganjar Pranowo yang dengan lantang menjawab Jokowi saat ditanyakan pertanyaan serupa. Sikap ragu itu pun sontak membuat sedikit kegaduhan di internal Gerindra, yang seolah tidak habis pikir kenapa Sudirman bersikap seperti itu.
Sebagai bagian dari koalisi, PKS kemudian membangun optimisme memenangi Pilgub Jateng meski harus bertarung di wilayah yang dijuluki "kandang banteng". PKS ingin menghapus tradisi politik di Jateng yang kerap dikuasai PDIP, partai merah berlogo banteng besutan Megawati.
Presiden PKS Sohibul Imam lantas mengaitkan Pilgub Jateng dengan Pilpres 2019 nanti. Menurut Sohibul, seperti dilansir berbagai media massa, Sabtu (17/3/2018), Pilgub Jateng memegang peranan strategis dalam upaya memenangi Pilpres tahun depan.
Ucapan Sohibul itu tentu dalam konteks menyemangati kader PKS yang barangkali sempat shock atas pernyataan "nanti saja" oleh Sudirman Said. Sebab tak bisa dipungkiri, tanpa ucapan keseleo lidah saja, Ganjar Pranowo, gubernur petahana asal PDIP, masih tetap unggul dalam berbagai survei.
Lihatlah, survei Balitbang Kompas yang dirilis pada Selasa (13/3/2018) menyajikan fakta mengejutkan. Pasangan Ganjar-Taj Yasin meraup suara hingga 79 persen. Berbeda jauh dengan Sudirman-Ida yang hanya memperoleh 11,8 persen suara. Adapun 9,2 persen suara yang belum menentukan pilihan. Bahkan bila yang belum menentukan pilihan 9,2 persen digabungkan 11,8 persen suara Sudirman-Ida, totalnya hanya 20 persen.
Sehingga pernyataan Sohibul yang berharap Sudirman-Ida menang di Pilgub Jateng lebih tepatnya sebagai obat penawar atas jawaban "nanti saja". Sohibul ingin membangkitkan semangat kader PKS dengan mengaitkan Pilgub Jateng dengan Pilpres 2019. Mau tidak mau, hal itu memang harus dilakukan Sohibul guna menjaga kepercayaan diri kadernya bertarung di kandang banteng.
Maka keluarlah ucapan dengan memenangi Pilgub Jateng akan banyak mempengaruhi hasil Pilpres 2019. Walau dalam politik tidak ada yang pasti, namun kesalahan fatal Sudirman Said sepertinya kian mengubur cita-cita mereka memenangi Pilgub. Tetapi sangatlah wajar pula apabila Sohibul mengajak kader PKS untuk tetap optimistis.
Lalu apakah PKS masih mau merebut suara di kandang banteng? Nanti saja.
Artikel ini telah ditayangkan juga di SINI