Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Bursa Cawapres, Membaca Siasat Cak Imin Hadang Mahfud MD

15 Maret 2018   21:04 Diperbarui: 15 Maret 2018   21:10 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi-Cak Imin (Tribunnews)

Tak melulu membahas soal capres, bursa cawapres menjelang Pemilu 2019 juga ikut menjadi bagian paling seru. Semakin seru lantaran siapapun yang menjadi cawapres Jokowi yang diprediksi akan kembali melenggang ke Istana untuk kedua kalinya, akan berpeluang besar naik kelas menjadi presiden pada Pemilu 2024 nanti.

Itulah yang membuat pertaruhan kursi cawapres Jokowi terasa sangat ketat. Jokowi, seandainya terpilih kembali, akan mengakhiri rezimnya pada 2024 nanti. Konstitusi telah dengan tegas melarang seorang presiden dan wakil presiden menjabat lebih dari dua periode.

Salah satu yang nama cawapres saat ini adalah Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Setidaknya itu bisa dilihat dari bertebarannya baliho Cak Imin yang "rela" duduk di kursi nomor dua. Ia tidadk mengincar jabatan presiden, tetapi wapres saja sudah cukup.

Cak Imin juga seperti tahu arah angin politik, sehingga cenderung menawarkan diri sebagai cawapres Jokowi, bukan capres yang lain. Sebab bagaimanapun, peluang Jokowi memenangi Pilpres 2019 tetap lebih tinggi dari capres lainnya. Cak Imin ingin memanfaatkan celah itu, sembari mempersiapkan diri menuju Pilpres 2024. Lagi-lagi, dengan catatan Jokowi-Cak Imin menang.

Asyik berkampanye sebagai cawapres, tiba-tiba saja Profesor Mahfud MD muncul ke permukaan. Mahfud yang pernah menjabat Menteri Pertahanan di era Gus Dur dinilai mempunyai rekam jejak yang baik sehingga layak mendampingi Jokowi. Setidaknya itulah penilaian Indonesia Corruption Watch (ICW) seperti dilansir Kompas.com, Selasa (6/3/2018).

Mahfud yang juga pernah menjabat anggota DPR dan Ketua MK diyakini sebagai sosok bersih dan negarawan, memiliki visi penegakan hukum dan demokrasi yang kuat dan konsisten, serta berani melawan mafia hukum dan mafia bisnis.

Di sisi lain, Mahfud pun dengan jujur mengakui tidak akan menolak apabila diminta mendampingi Jokowi. Meski begitu, Mahfud sejauh ini belum melakukan manuver politik serius sebagaimana dilakukan Cak Imin. Ibarat sepakbola, Mahfud lebih nyaman bermain di tengah sekaligus menghindari jebakan offside, tetapi tetap waspada menunggu umpan jauh dari lini pertahanan.

Meski Mahfud hanya berjaga-jaga di lini tengah, Cak Imin tak ingin menghilangkan kesempatan cawapres. Maka ia pun melontarkan "peringatan" kepada Jokowi agar tidak salah pilih menunjuk cawapres. Menurut Cak Imin, Jokowi berpotensi kalah apabila menggaet cawapresnya dari kalangan non partai atau professional. Ia mengingatkan agar Jokowi tidak main-main apabila masih ingin berkuasa satu periode lagi.

"Gertakan" Cak Imin itu tentu bukan omong-kosong. Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB dan mempunyai basis massa NU merupakan modal politik yang memang layak dipertimbangkan. Apalagi Cak Imin juga sudah berpengalaman di pemerintahan maupun DPR, yang tidak jauh berbeda dari pengalaman Mahfud MD.

Dengan kata lain, Cak Imin langsung menjegal Mahfud MD, menutup peluangnya dengan rapat sebagai pendamping Jokowi.

Artikel ini telah ditayangkan juga di SINI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun