Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies ke Gereja HKBP, Luhut Pilih Meikarta, Apa Maknanya?

30 Oktober 2017   13:53 Diperbarui: 30 Oktober 2017   14:58 5985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies di Gereja HKBP (Kompas.com)

Pagi yang cerah saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di gedung HKBP Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (29/10/2017). Anies tak sendiri tetapi ikut serta membawa istri tercinta, Fery Farhati Ganis, plus Wali Kota Jakarta Utara dan pejabat jajaran Pemprov DKI lainnya. 

Komplit, pokoknya. Dibalut batik lengan panjang berwarna putih kecoklatan, Anies pun meresmikan penggunaan gedung Gereja HKBP Semper, disaksikan pejabat teras HKBP serta sejumlah tokoh Batak lainnya. Anies memuji kekompakan orang Batak yang telah teruji di segala medan. Lalu, seperti biasa, Anies dan istri dihadiahi "ulos", tenunan kain khas Batak sebagai pertanda kasih sayang.

Di hari yang sama, cuaca di Cikarang juga tak kalah cerah saat Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan menghadiri seremoni tutup atap (topping off) dua menara apartemen Meikarta. Bedanya, Luhut memilih busana kemeja kotak-kotak biru berdasar putih dan tanpa didampingi istri tercinta. 

Tak ketinggalan, Luhut juga mengapresiasi pemilik proyek Meikarta, menyusul tenaga kerja yang banyak terserap serta potensi ekonomi yang bakal berlipat-lipat nantinya. Bagi Luhut, Meikarta betul-betul ciamik. Eits, jangan baper ya. Sabar, cerita ini masih berlanjut.

Mari kita simak episode pertama, saat Anies menandai kiprahnya sebagai Gubernur DKI dengan meresmikan gedung HKBP. Kita tahu, dalam Pilgub DKI lalu, orang Batak yang mayoritas adalah jemaat HKBP cenderung mendukung Ahok dengan berbagai argumen. Adapun argumennya antara lain dipengaruhi sentimen politik identitas, di samping alasan lain semisal terganggunya bisnis kelompok Batak akibat gaya kepemimpinan Ahok yang tanpa tedeng aling-aling. Terlepas dari argumentasi tersebut, yang jelas Anies telah memenangi Pilgub dengan mayoritas pilihan warga Jakarta.

Maka, kehadiran Anies di HKBP bukan sekadar seremoni yang menghabiskan dana. Secara kasat mata, Anies ingin merajut kebersamaan dengan seluruh warga Jakarta, khususnya kepada komunitas Batak. Menegaskan kepemimpinannya nihil dari pertimbangan latar belakang sosial dan politik warga. Sekat-sekat perbedaan telah dihilangkan. Itu berarti, pintu telah terbuka bagi orang Batak untuk ikut berkontribusi positif dalam upaya pembangunan Jakarta.

Kini mari beranjak ke episode kedua ketika Luhut mengunjungi Meikarta. Kita tahu, Meikarta belakangan dikritisi banyak pihak dengan sederet spekulasi negatif yang mendampinginya. Meski Meikarta sejauh ini berupaya membendung citra negatif itu lewat masifnya pemberitaan media massa, tetapi pencitraan saja tentu tak cukup. Meikarta membutuhkan sosok yang kokoh dan tak tertandingi, hehehe (mirip kalimat iklan ya). Dan, siapa lagi kalau bukan Luhut yang cocok dengan spesifikasi ketangguhan dan kekokohan itu.

Luhut di Meikarta (Kompas.com)
Luhut di Meikarta (Kompas.com)
Lantas, apakah kedua peristiwa yang terjadi di hari yang sama itu mempunyai makna spesial? Atau kebetulan belaka? Sekilas pandang, apalagi bagi mereka yang bukan jemaat HKBP, menemukan pertalian di kedua peristiwa tersebut barangkali terasa sulit. Persepsi umum yang mungkin timbul adalah bahwa Anies berupaya mendekatkan diri dengan komunitas Batak sementara Luhut menjalankan misi "buldoser" di Meikarta. Keduanya tidak saling berkaitan.

Akan tetapi, saya sebagai jemaat HKBP mempunyai penilaian tersendiri. Bahwa kedua peristiwa tersebut bukanlah sebuah kebetulan, tetapi mengandung sinyal politik yang mengarah kepada "gencatan senjata" antara Anies dan Luhut. Kok bisa? Ya memang bisa, dan beginilah alurnya:

Pertama, Luhut yang juga jemaat HKBP dipastikan sudah mengetahui acara peresmian gedung HKBP. Sebagai salah satu tokoh jemaat HKBP, Luhut mempunyai kedekatan dengan pejabat teras HKBP. Itu terbukti dengan audiensi Ephorus (pimpinan tertinggi HKBP) dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, yang tidak terlepas dari peranan Luhut.

Kedua, Luhut sebagai jemaat HKBP (dan ini tradisi unik bagi seluruh jemaat HKBP), jika diundang pejabat teras HKBP menghadiri sebuah acara, rasanya sangat sungkan untuk menolaknya. Dalam hal ini, Sekjen HKBP (orang nomor dua di HKBP), terlihat hadir mendampingi Anies di acara peresmian gedung HKBP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun