Mohon tunggu...
Pardosa Godang
Pardosa Godang Mohon Tunggu... Dosen - Pelayan, pengajar dan pembelajar

Haus belajar, harus terus sampai aus ...

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Polisi Tembak-tembakan di Rumah Jenderal, Ada Korban dan Beberapa Kejanggalan. Perselingkuhan?

13 Juli 2022   09:30 Diperbarui: 13 Juli 2022   10:51 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://medan.tribunnews.com/2022/07/12/sosok-istri-kadiv-propam-polri-di-antara-tewasnya-ajudan-usai-ditembak-pengawal-di-rumah-dinas

Kejadiannya pada Jum'at, 08 Juli 2022 di rumah dinas -- alias rumah singgah, karena tidak setiap hari dihuni -- Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Inspektur Jenderal Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. 

Ada Brigadir Nopriansyah Josua Hutabarat (lebih dikenal sebagai Brigadir J) yang kesehariannya adalah supir Putri Chandawathi Sambo (istri pak jenderal) berbaku tembak dengan Bharada E yang adalah ajudan pak jenderal.

Keterangan polisi menyebutkan pada hari naas tersebut, J melakukan pelecehan seksual dengan menodongkan senjata kepada istri jenderal di kamar pribadi PCS di lantai satu. Karena berteriak, E yang berada di lantai dua merespon sehingga terjadi baku tembak yang menewaskan J.

Sejauh ini, dari beberapa sumber terdapat beberapa kejanggalan:
(1)Peristiwa terjadi Jum'at, namun polisi mengekspos pada Senin. Kenapa begitu lama?
(2)Pelecehan seksual dilakukan di kamar pribadi PCS yang jelas-jelas adalah "majikan" J. Di kepolisian yang sangat hirarkis apa iya J begitu mudahnya memasuki kamar pribadi istri pak jenderal? Apakah ada "hubungan istimewa" antara supir dan majikan? Ada kecurigaan karena locus delicti dan tempus delicti sangat janggal untuk pelecehan seksual.
(3)J menembak tujuh kali tanpa sekali pun tepat sasaran, sementara E menembak lima kali yang mengakibatkan tewasnya J dengan bersimbah darah. Sepanik apa pun seorang polisi apa iya seburuk itu performance-nya? Polisi mengatakan E adalah jago tembak dan posisinya di lantai dua menguntungkan baginya dalam membidik sasaran.
(4)Ada luka sayatan -- Benny Mamoto dari Kompolnas mengatakan itu efek peluru yang ditembakkan -- di beberapa bagian tubuh dan ada jari tangan yang putus -- yang dibantah juga oleh Mamoto di tvone tadi malam -- menurut keterangan keluarga. Sempat juga ada larangan dari polisi untuk membuka peti jenazah yang kemudian tidak dipatuhi keluarga karena rasa penasaran.
(5)Dua buah kamera pengawas (CCTV) tidak berfungsi sehingga tidak ada bukti rekaman yang sangat penting untuk mengungkap peristiwa mengenaskan tersebut. Jika ada rekaman milik tetangga tentu akan sangat membantu dalam pengungkapan peristiwa ini.

DPR cepat tanggap dengan merencanakan meminta keterangan Kapolri yang juga cepat merespon dengan membetuk tim khusus yang dipimpin Wakapolri. Kita berharap pada polisi untuk cepat mengungkap agar tidak menimbulkan spekulasi dan dugaan-dugaan liar yang bisa timbul di kemudian hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun