Mohon tunggu...
Parahita Wati
Parahita Wati Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Psikolog Klinis | Psikolog RSUD Pandan Arang Boyolali | Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah Jateng | HIMPSI Wilayah Jateng

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menangis Tanda Kita Lemah, Benar Gak Sih?

29 September 2022   07:00 Diperbarui: 29 September 2022   07:17 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berawal dari sebuah pertanyaan bahwa apakah menangis itu tanda kita lemah? Bahkan mungkin sebagian orang menilai bahwa menangis itu sebuah hal yang memalukan atau dianggap tabu.

Mengapa demikian? Berawal dari didikan atau pola asuh orang tua kita sendiri yang melarang kita untuk menangis, bisa karena risih mendengar tangisan dan rengekan anaknya, bisa karena malu dilihat tetangga atau orang lain. 

Bahkan ada orang tua yang benar-benar menekankan bahwa seorang laki-laki itu tidak boleh menangis, karena laki-laki harus kuat, sedangkan menangis dianggap cengeng dan lemah.

Bapak dan ibu, perlu kita ketahui bahwa menangis sebenarnya bukan tanda bahwa kita lemah. Mengapa begitu? Karena menangis adalah salah satu ungkapan emosi yang ada dalam diri. Asal jangan menangis seharian, bahkan berhari-hari, atau dikit-dikit menangis karena baper. Hal itu bisa saja mengganggu aktivitas keseharian kita, itu yang sudah masuk kategori tidak wajar atau sebuah gangguan.

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang benar gak sih, menangis itu tanda bahwa kita lemah. Kita harus pahami dulu nih emosi apa saja sih yang ada pada diri kita :

1. Bahagia

2. Sedih

3. Marah

4. Takut/Khawatir

5. Kecewa

Lima macam emosi tersebut bisa kita ungkapkan dengan berbagai ekspresi dan perilaku, sebagai contoh yaitu:

  • Bahagia bisa kita ungkapkan dengan kata-kata, ekspresi tertawa, tersenyum, bahkan air mata atau yang sering disebut dengan Menangis.
  • Sedih sering kali ungkapannya melalui Menangis atau hanya berdiam diri tidak bersemangat melakukan sesuatu.
  • Marah bisa diungkapkan dengan teriakan, kata-kata, melempar sesuatu, atau Menangis karena tidak bisa berbuat apapun.
  • Takut/Khawatir bisa diungkapkan dengan kata-kata, respon fisik deperti : keluar keringat dingin, jantung berdetak kencang, bahkan juga Menangis.
  • Kecewa ini lebih unik karena bisa Percampuran dari rasa marah dan sedih, yang kerap ditandai dengan Menangis ketika tidak bisa melakukan sesuatu.

Semakin jelas kan, hampir semua ungkapan dari emosi kita ekspresikan dengan cara menangis. Jadi masih bilang menangis itu tanda bawa kita lemah? TIDAK, dengan menangis bisa jadi membuat kita jauh lebih nyaman, atau kebanyakan yang terjadi pada Wanita itu sering dibilang menghimpun Tenaga Baru. 

Mengapa begitu? karena Wanita itu sebenarnya kuat, memang cara merespon segala sesuatunya menggunakan perasaan sehingga mendapat label Cengeng, tapi jangan salah mereka adalah makhluk yang kuat. 

Allah SWT memberi satu Anugerah kepada Wanita yaitu AIR MATA, karena dengan air mata itulah ia meluapkan segala rasa yang ada didalam dadanya beban kehidupan dan permasalahan yang dihadapinya. Maka dari itu, kebanyakan Wanita setelah menangis ia menjadi lebih kuat untuk menghadapi masalahnya, ia merasa sebagian masalahnya berkurang melalui air matanya.

Coba kita bayangkan disisi lain, yaitu Laki-laki, betapa ia menahan air matanya agar tidak keluar sedangkan permasalahan yang ia hadapi begitu berat. Begitu dahsyatnya label seseorang, jadi mulai sekarang berhati-hatilah jika kita ingin memberikan label atau penilaian kepada orang lain. 

Memang benar melihat keburukan orang lain lebih mudah dari pada melihat keburukan kita sendiri, sebelum mengomentari orang lain perbaiki lah diri kita terlebih dahulu. 

Bermanfaatlah untuk orang lain dari pada menyakitinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun