Mohon tunggu...
Paradha Wihandi Simarmata
Paradha Wihandi Simarmata Mohon Tunggu... Lainnya - Orang yang masih sangat bodoh..

Ja Sagen!!!

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Berberes Sehabis Pesta Demokrasi

7 Mei 2019   13:40 Diperbarui: 7 Mei 2019   13:51 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Merdeka.com   Debat Capres dan Cawapres

Pernahkah anda menonton sebuah film action berjudul "Kingsman: The Secret Service"? saya harap anda menonton terlebih dahulu, sebelum mulai membaca artikel ini, namun kalau anda belum menonton izinkanlah saya untuk sedikit spoiler mengenai film tersebut. Film yang disutradarai oleh Matthew Vaughn, ini mengingatkan saya betapa seriusnya dampak media sosial apabila tidak dikelola dengan baik.

Diceritakan pada film tersebut bahwa seseorang yang bernaman Richmond Valentine yang memiliki perusahaan Valentine, menyebarkan sebuah implan di setiap kepala petinggi negara.Richmond juga membuat sebuah kartu perdana untuk dinikmati setiap orang dari berbagai kalangan. Siapa yang tidak tergiur dengan usahanya tersebut, akhirnya orang -- orang mulai berbondong dan mengantri untuk mengambil kartu perdana tersebut.

Pada kartu perdana tersebut sudah di programnya untuk membangkitkan rasa membunuh pada setiap orang yang menerimanya, namun orang -- orang yang dipasangkan implan ke kepalanya tidak terpengaruh akan hal tersebut.

Ambisi Richmond yaitu mengulang kembali kisah Nabi Nuh. Pada kisah tersebut, telah nampak kekuasaan Allah SWT yang menenggelamkan orang -- orang fasik. Namun hanya yang percaya dan ikut dengan Nabi Nuh keatas bahteranya yang selamat dari bencana tersebut.

Nabi Nuh berhasil menampung orang -- orang yang percaya kepada Allah SWT. Bencana tersebut tidak dapat dibendung sama sekali bahkan orang yang paling super sekalipun. Lain halnya dengan bencana yang dirancang oleh Richmond, terstruktur namun masih dapat dibendung dengan strategi dan taktik.

Singkat cerita, seorang pemuda bernama Eggsy yang berperan sebagai agen dari Inggris menyelamatkan banyak orang dari bencana yang telah dirancang oleh Richmond.

Bak seorang satria piningit, Eggsy hanya dilibatkan dalam dua pilihan, yaitu menyelamatkan banyak orang yang telah diberikan kartu perdana, atau meledakkan kepala orang -- orang yang telah dipasang implan.

Namun Eggsy yang juga terlahir dari orang yang tidak ternama, dia memilih untuk meledakkan orang -- orang yang tertempel implan dikepalanya. Eggsy berhasil, dan dia mampu keluar dari tekanan tersebut.

Cerita fiksi tersebut, sama sekali tidak mungkin ada dalam dunia nyata. Namun cerita tersebut, dapat dianalogikan dengan kejadian pesta demokrasi saat ini. Pertikaian antara dua kubuh yang berbeda paslon, dengan sebutan "Cebong" dan "Kampret". Seakan media sosial telah memecah belah persaudaraan keduanya. Pertikaian di kalangan bawah, yang berbeda pilihan politiknya tidak dapat dipungkiri, namun mereka yang dikalangan atas tenang dan menertawakan mereka yang bertikai.

Cemoohan, hinaan dan caci maki selalu menghiasi jendela explore, facebook, twitter dan media lainnya. Seakan sinyal tersebut mengajak kita selalu saling bertikai.

Apakah berita tersebut benar ataupun palsu, tidak peduli akan hal tersebut, yang penting membela pilihan politik. Itulah yang terlihat, kita membutuhkan seorang satria piningit yang dapat menyelesaikan kekacauan ini. Tidak tahu kapan selesainya, namun kedua paslon selalu memberikan psywar bahwa mereka akan melakukan people power untuk menduduki negara ini.

Pesta telah selesai, namun masih banyak sekali yang harus disusun kembali, piring yang harus dicuci dan sampah yang harus dibuang ke tempatnya.

Membereskannya tidak dapat dilakukan oleh per orangan, namun harus di lakukan bersama. Sebab kesadaran akan persatuan lebih penting, dari hanya sekedar memuaskan hasrat politik yang tidak ada berpengaruh besar terhadap kehidupan yang penuh nestapa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun