Mohon tunggu...
Papariza
Papariza Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pertanian Organik

Menulis untuk belajar, berbagi informasi, mendapatkan sahabat, bertukar pikiran, dan memperluas wawasan keilmuan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Galau Macau

3 Januari 2016   19:49 Diperbarui: 3 Januari 2016   19:49 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senyum manis itu mengembang di antara para penjemput di terminal kedatangan. Senyum yang selalu membuatku tak ingin tidur terlalu lelap. Membayang, menyelinap dan memeluk hangat hatiku. Selalu begitu. Padahal hari ini hari ke-6875 pernikahan kita. Kuberlari dengan semangat mendorong troli bagasi. Diciumnya tanganku, seperti biasanya. Tanganku merangkulnya, tapi ditepisnya halus, "Malu pah, ini di bandara...banyak orang". Selalu begitu, pemalu dan bikin rindu. Mamaku sayang.

Anak-anak menghambur. Menubruk dan memeluk. "Kok udah pulang pah?"  tanya si kecil. "Aku dibelikan baju ta?" kakaknya menyela. Aku cuma tertawa. "Iyaa..iya semua dibelikan. Ayo kita pulang..."  Kegembiraan keluarga yang tak bisa dibandingkan dengan apapun.

Bahkan dengan trip ke Macau dari kantor yang baru saja berlalu. Trip yang paling dinanti selama 12 bulan terakhir. Semua peserta tour Macau-Hongkong-Shenzen senang, semua sibuk selfie, dan itu wajar banget. Trip VIP ini memang bukan buat sembarang orang. "You are the best. You are the champion !" teriak boss kepada rombongan. Aku cuma tersenyum kecil dan bergumam sendiri, "Ya iyalaaah,...bisa aja loe boss". Tapi aku tidak sepenuhnya bisa menghayati perjalanan 'hura-hore' ini. Seperti hambar. Seperti semilir angin sore, sejuk tapi cuma bisa bikin senyum.

Entahlah. Inikah dream come true itu? Inikah sukses yang dibilang banyak sales itu? Jalan-jalan ke luar negeri gratis? Hotelnya oke, makanan juga maknyuus. Jalan-jalannya tidak murahan lah. Tapi mengapa aku jadi galau masif di antara derai tawa teman-teman 'The champion' ini.

Sampai kutemukan jawabnya, saat hari ketiga,  saat menonton sirkus internasional yang harga tiketnya saja bisa untuk nonton di cineplek bareng orang sekampung. Ya, pertunjukkannya sangat hebat, ciamik, keren abiiis, sampai tanpa sadar menetes air mata ini...

Bukan sirkusnya yang mengharu biru perasaan. Aku seperti melihat wajah ceria dan teriak gembira anak-anakku membayang jelas dihadapanku. Seandainya, mereka juga ada disini. Aku pasti melihat senyum manis itu lebih bahagia. Seandainya, ia ada disini bersamaku. Rasanya sangat aneh. Sedih di tengah riuh kemeriahan. Galau di tengah derai tawa sukses. Mama dan anak-anak tak hadir disini. Tapi memenuhi kalbu dan ruang sempit pikiranku. 

Seminggu sebelum ke Macau. Dream istriku terungkap. "Mah, apa sih impian mamah. Ke Singapura, ga minat. Ke Macau dan Hongkong ga tertarik... ?" Jawabnya sangat tidak terduga. Membuat air mata sukses kian deras mengalir di Macau International Airport saat boarding kepulangan.  "Mamah cuma pengen umroh. Kalo jalan-jalan ke luar negeri, papah aja. Gapapa. Mamah doain papah sukses dan jadi yang terbaik deh.." . Senyum manis menghantarkan dream hebat itu. Menghunjam dan mengoyak bawah sadarku.

"Keep Your Dream, Sayangku. Semoga Tuhan mengijinkan aku segera mewujudkan impianmu.."

~ Memori Galau Macau Kacau Balau ~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun