Mohon tunggu...
Arief priatna suwendi
Arief priatna suwendi Mohon Tunggu... Freelancer - Relawan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Setiap orang mempunyai kelemahan demikianlah hukum Allah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Totok Suprayitno, Plt. Dirjen Dikdasmen Kemendikbud RI

12 Desember 2019   13:55 Diperbarui: 12 Desember 2019   14:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Totok Suprayitno - Plt. Dirjen Dikdasmen Kemendikbud RI"PERAN SEKOLAH SWASTA & INOVASI KEBANGSAAN"

"Sekolah swasta telah banyak memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi pendidikan Indonesia, namun juga kami tidak menampik mutu pendidikan yang beragam di sekolah swasta. Ada yang bagus, tapi banyak juga yang kurang bagus",  Demikian Totok Suprayitno - Pelaksana tugas Direktur Jenderal Dikdasmen Kemendikbud saat ditemui usai acara di sebuah resto area FX.Sudirman, Jakarta lalu.

Baginya,  sekolah swasta tetap sangat dibutuhkan dalam memberikan layanan akses pendidikan kepada masyarakat. Maka strategi yang harus ditempuh  adalah sekolah swasta yang bagus memberikan inspirasi dan pertolongan kepada sekolah swasta yang mutunya masih kurang bagus, misalnya melalui kemitraan. Kami menghindari dikotomi  anak bangsa swasta atau negeri.

"Semuanya anak bangsa, cuma sekolahnya saja yang kebetulan swasta atau negeri," pungkas Totok sambil tersenyum.

Ditambahkan lagi, "Kami  memandang sekolah swasta memiliki keleluasaan dalam berpikir atau kemerdekaan berpikir dalam menerjemahkan regulasi.  Jika tidak ada keleluasaan tersebut, maka tidak mungkin ada sekolah alam atau sekolah kreatif lainnya. Kemerdekaan berpikir itu menjadi sumber munculnya kreatifitas dan inovasi dalam proses belajar."

"Ijin Pak, Waktu lalu Kemendikbud melakukan kerja sama dengan Inovasi untuk Anak Indonesia (INOVASI), Saya tertinggal Informasi nih Pak, mohon infonya Pak?", Tanya saya.

"Oh Itu, begini ya, Kami dari Kemdikbud   bekerja sama dengan beberapa pemerintah daerah untuk melaksanakan Program Inovasi untuk Anak Indonesia (INOVASI), dalam sebuah program kemitraan pendidikan Australia-Indonesia. Temu inovasi ini merupakan acara rutin, Mas. Terakhir dilaksanakan hari Rabu 28 November 2019,  di Kemendikbud, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 200 pemangku kepentingan kunci di bidang pendidikan di tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten/kota, antara lain unsur guru, kepala sekolah, pengawas, pembuat kebijakan, hingga organisasi dan lembaga lain yang peduli dengan peningkatan mutu pendidikan. Program INOVASI itu diharap menjadi salah satu contoh solusi peningkatan mutu pendidikan. 

"Temu INOVASI itu menjadi ajang untuk bertukaran pikiran, sharing ideas tentang praktik baik yang sudah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Saya berharap praktik-praktik baik yang ditampilkan hari ini dari NTB, NTT, Kalimantan Utara dan Jawa Timur nantinya tidak hanya berhenti di sekolah yang menjadi lokasi rintisan, tetapi bisa menyebar menjadi guliran bola salju yang semakin lama semakin berkembang dan menginspirasi ke berbagai sekolah/wilayah lainnya. Beberapa sekolah mungkin merasa ragu2 menerapkannya, karena takut dianggap melawan arus atau kelaziman. Perlu niat kuat dan keberanian keluar dari comfort zone. Saat ini kita perlu un-learn dan re-learn untuk menjadi lebih baik," jawab Totok.

"Apakah Itu termasuk program 100 Hari kerja Menteri Nadiem?", Tanya Saya lagi. Beliau tersenyum dan mengacungkan jempol. 

'Mantap!

 (PpRief/RL)

*Dia yg tdk pernah membedakan siapa dia, dan siapa kamu. Tirulah!" +_+

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun