Mohon tunggu...
Panji Haryadi
Panji Haryadi Mohon Tunggu... Penulis -

Gemar menulis mengenai sejarah dan peradaban Islam.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menatap Indahnya Masjid Sentral Cologne di Jerman

13 Desember 2017   01:31 Diperbarui: 13 Desember 2017   11:30 3183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Sentral Cologne dlihat dari atas. Photo: Paul Bhm

"Masjid Sentral Cologne melambangkan sebuah janji yang harus dijaga, yaitu Islam modern yang terbuka terhadap masyarakat Jerman dan membebaskan dirinya dari ikatan sejarah dan negara asal yang bermigrasi"

 Setelah penantian selama 20 tahun, akhirnya masyarakat Muslim Jerman Barat dapat mewujudkan mimpinya. Masjid Sentral di kota Cologne, Jerman, resmi dibuka pada Ramadhan 2017. Umat muslim Jerman kini dapat beribadah di sana setiap hari. Hari-hari di mana Muslim Jerman harus mencari tempat terpelosok untuk beribadah telah berakhir.

Masjid Sentral Cologne (MSC) adalah salah satu masjid termegah dan terbesar di Jerman. MSC didirikan atas inisiasi Persatuan Islam Turki untuk Urusan Agama (Turkish-Islamic Union for Religious Affairs/DITIB), sebuah organisasi Muslim Jerman terbesar yang mayoritas anggotanya adalah etnis Turki. Proses pembangunan MSC memakan waktu sekitar 8 tahun dari sejak pertama kali dibangun pada November 2009.[1]

Suasana di halaman masjid. Photo: dpa/picture alliance
Suasana di halaman masjid. Photo: dpa/picture alliance
 
Suasana masjid di malam hari. Photo: Paul Bhm
Suasana masjid di malam hari. Photo: Paul Bhm
"Ini adalah perasaan yang indah, beban yang besar telah telah terangkat dari bahu kita," kata Bekir Alboga, Sekretaris Jenderal DITIB. Alboga mengatakan sekarang masyarakat dapat datang ke MSC, "datang dan kunjungilah masjid kami yang terbuka. Bicaralah kepada kami tentang Islam, tentang DITIB. Bukan tanpa kita, tapi dengan kita," ajaknya.

 

Arsitektur Gaya Timur Kekinian

Tepat di atas ruang shalat terdapat sebuah kubah besar yang semi transparan, titik tertingginya mencapai 36 meter. Cahaya dari luar menerobos masuk dari sebuah kaca berbentuk bintang di puncak kubah. Lampu sorot besar menyinari kaligrafi-kaligrafi, mimbar, dan mihrab di dalam masjid. Dinding masjid dihiasi oleh 1.800 panel stucco.

Ruang Shalat utama. Photo: dpa/picture
Ruang Shalat utama. Photo: dpa/picture
  
Detail Arsitektur Melangkung. Photo: Paul Bhm
Detail Arsitektur Melangkung. Photo: Paul Bhm
Akses masuk cahaya. Photo: Paul Bhm
Akses masuk cahaya. Photo: Paul Bhm
Desain interiornya merupakan gabungan elemen oriental dengan Islam kontemporer, yang terlihat dari medali-medali di atap dengan teks Arab yang dikombinasikan dengan daun berwarna emas. "Ini (teks Arab) menampilkan nama-nama semua nabi besar yang memainkan peran penting dalam sejarah Yahudi, Kristen, dan Islam," kata Bekir Alboga. Ini merupakan suatu bentuk keterbukaan terhadap teologi antar agama, katanya.

Arsitek terkenal Gottfried dan Paul Bohm adalah pemenang kompetisi arsitektural untuk desain MSC, dan sekalian ditugaskan untuk membangunnya. "Bagi umat Islam, sangat menyenangkan untuk berdoa di tempat seperti ini. Saya berharap sebagian masyarakat akan datang ke sini, melihat masjid dan merasakan terbukanya gedung ini," ujar Bohm. Sebagaimana di masjid-masjid lainnya, ruang shalat untuk wanita diposisikan terpisah. Namun, meskipun terpisah para wanita tetap dapat melihat Imam Masjid yang sedang memimpin shalat tanpa terhalang. Ruang shalat wanita ini posisinya sedikit lebih naik dengan akses tangga di samping-samping masjid. Daerah untuk berwudhu juga dapat diakses dari tengah ruangan.

"Saya pikir penting bahwa areal untuk perempuan itu sama indahnya dengan yang dimiliki pria," kata seorang siswi berusia 17 tahun, Didem Dege. Dia sengaja datang datang ke Cologne dari Plettenberg hanya untuk melihat masjid tersebut. Menurutnya, masjid ini "sangat indah". "Saya sudah mengambil foto dan mempostingnya secara online," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun