Mohon tunggu...
PANJI NUGROHO
PANJI NUGROHO Mohon Tunggu... Guru - Membaca sama dengan mendengar, Menulis sama dengan berbicara.

Pendidikan, Sosial, Budaya, Politik, Sastra, Sejarah, dan Filsafat. Podcast literasi update setiap hari sabtu pukul 20.00 WIB. Follow untuk notifikasi update terbarunya. Semoga bermanfaat Terima Kasih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Amnesia Esensi Pendidikan Nasional

25 November 2020   06:36 Diperbarui: 25 November 2020   17:37 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(REFLEKSI HARI GURU NASIONAL TAHUN 2020)

Kemajuan peradaban suatu bangsa bukan hanya diukur dari seberapa lama ia terbentuk ataupun berdiri. Akan tetapi kemajuan peradaban suatu bangsa dan negara diukur dari konsepsi-konsepsi yang digunakan dan menjadikan landasan. 

Seperti yang pernah dikatakan Soekarno (1946) bahwa Indonesia membawa konsepsi-konsepsi sebagai Landasan kehidupan berbangsa bernegara yaitu Pancasila. Begitu pun Pendidikan di Indonesia tentu seharusnya membawa konsepsi-konsepsi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan bangsanya. 

Sesuai dengan pasal 31 UUD 1945 yang esensinya ialah warga negara berhak mendapat pendidikan dan pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pengajaran Nasional. 

Bilamana kita urai pasal ini yang terdapat pada UUD 1945 tentu tidak lepas dari isi pembukaannya secara komprehensif yang menjadi turunannya Pancasila sebagai Dasar Indonesia Merdeka. 

Artinya, tujuan pendidikan nasional itu menghantarkan manusia Indonesia pada Tuhannya, menjadikan ia manusia yang adil dan beradab, mengokohkan persatuan, membangun dimensi hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan, dan mampu bersikap adil dalam kehidupan sosial.

Ironisnya, cita-cita pendidikan Nasional masih jauh panggang dari api. Hal ini, dapat kita lihat di lingkungan sekitar yang di mana banyak anak-anak kecil sudah berprilaku diluar batas umur dan kewajaran moral. 

Meluas hingga tatanan oknum pemimpin yang korup, sampai tatanan akar rumput yang saling memanas dan bertindak diluar sikap moral dan etika yang normatif. Tentu, ini merupakan dampak yang harus segera ditangani secara mengakar. 

Tak ada asap tanpa api, permasalahan ini menurut hemat penulis diakibatkan karena kita amnesia atau meninggalkan konsepsi-konsepsi pendidikan yang dibangun oleh Founding Father, dan para tokoh pendidikan Nasional, salah satunya Ki Hajar Dewantara (1967) Pendidikan Nasional esensinya adalah pendidikan yang sesuai dengan kehidupan bangsanya. 

Lebih lanjut, Panji (2015) mengatakan "Pendidikan dalam konsepsi Ki Hajar Dewantara ialah memerdekakan batin manusia, memberikan nilai-nilai kehidupan, dan membangun moralitas dalam tumbuh-kembangnya. 

Adapun pengajaran merupakan bagian dari pendidikan, yaitu memberikan ilmu pengetahuan, dan menuntun kompetensi sesuai dengan kodratnya. Untuk mendukung ini digunakanlah sistem among yaitu menghambakan anak dalam artian menjadikannya seperti anak sendiri".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun